TRIBUNJAKARTA.COM - Abdul Haris Agam atau biasa dipanggil Agam Rinjani menceritakan perjuangannya mengevakuasi jenazah turis asal Brasil, Juliana Marins dari tebing Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Agam adalah salah satu dari empat rescuer yang mengevakuasi jenazah Juliana.
Di siaran live media sosial, Agam dan teman-temanya terlihat berisitirahat sambil bergantungan di tebing.
"Ya inilah keadaan tidur di tebingan, mau mengevakuasi," kata seorang recuer saat merekam video di tebingan.
Jarak mereka dengan jasad Juliana sekitar 3-4 meter.
"Kayak di film-film ini," sahut Agam.
Mereka semua tidur dengan terikat tali menggunakan sleeping bag atau kantong tidur dengan jaket seadanya.
Tubuh mereka terikat dengan tali yang dikaitkan pada bebatuan.
Lokasi jasad Juliana terbilang sangat ekstrim.
"Kami menginap di pinggir tebing yang curam 590 meter bersama Juliana 1 malam dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter," tulis Agam di Instagram.
Selama proses evakuasi jasad Juliana, mereka tidak makan.
"Kami gak bisa masak. Medannya terlalu curam," kata Agam saat live Instagram.
Untuk bisa tetap bertahan hidup di tengah medan terjal juga cuaca yang sangat dingin, para rescuer mengisi perut dengan biskuit.
"Saya hanya makan cokelat dan biskuit," kata Agam.
Lokasi jasad Juliana merupakan tebingan curam dengan kemiringan sampao 90 derajat.
Tebingan juga terdapat bebatuan yang labil.
Bahkan Agam juga terkena batu yang jatuh.
"Kaki saya kena batu," katanya.
Sementara Samsul Padli bercerita perlu kehati-hatian untuk bisa mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil itu.
Oleh karenanya mereka membutuhkan waktu berjam-jam untuk bisa membawa jenazah Juliana dari tebing Rinjani.
"Kalau ditarik ada longsoran pasir, ada batu juga," katanya.
Proses penarikan dilakukan mulai dari pukul 08.00 Wita sampai 14.00 Wita.
Ia mengatakan alasan harus bermalam bersama jasad Juliana Marins.
"Turun sampai sana malam. Mau tidak mau harus kita tunggu,"
"Kami berempat yang menginap. Ada dari Basarnas juga," kata Samsul.
Diketahui bahwa Juliana Marins dilaporkan jatuh di Cemara Nunggal Gunung Rinjani NTB pada Sabtu (21/6/2025).
Jenazah Juliana berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025).
"Itu berat naikin jenazah," kata Samsul.
Disebut Pahlawan
Agam dijuluki pahlawan Beberapa netizen Brasil menjuluki Agam sebagai pahlawan yang sebenarnya karena berani dan tetap teguh menghadapi rintangan berat demi mengevakuasi Juliana di pinggir tebing.
Kata-kata pujian seperti "pahlawan", "pejuang", "kami mencintaimu", "kuat" dilontarkan netizen Brasil atas keberanian Agam Rinjani.
"Pria itu membayar tiketnya sendiri, turun ke bawah untuk mencari seseorang yang bahkan tidak dikenalnya, tidur di samping mayat agar tidak 'tersesat' lagi. Dan mereka masih mengatakan tidak ada pahlawan super? Ada! Dan mereka adalah orang-orang paling manusiawi dan rendah hati yang bisa kita lihat! Pria ini pantas mendapatkan yang terbaik dalam hidup," kata profil seorang wanita.
"Kita masih memiliki orang-orang yang sangat baik di dunia," tulis yang lain.
"Pria ini pantas mendapatkan alam semesta yang penuh dengan hal-hal baik! Pahlawan", komentar profil lainnya.
"Puluhan orang diselamatkan di Gunung Rinjani tanpa tepuk tangan dan perhatian media," tulis akun lainnya.
Agam Minta Maaf
Meski sudah berhasil mengevakuasi jenazah Juliana, Agam justru meminta maaf kepada masyarakat Brasil.
Permintaan maafnya itu, Agam sampaikan dalam tayangan siaran langsung pada Rabu (25/6/2025) malam.
"Kepada warga Brasil, saya dan tim SAR minta maaf tidak bisa membawa Juliana pulang dengan selamat,” dikutip dari video yang diunggah oleh akun X @aingriwehuy, Kamis (26/6/2025).
Agam menjelaskan, proses evakuasi berlangsung tidak mudah karena kondisi lapangan sangat berat.
“Karena kondisi medan yang berat dan (Juliana) terlalu jauh ke bawah,” tambahnya.
Ia juga menyoroti, kasus seperti yang dialami Juliana memang telah banyak terjadi.
Umumnya, korban sulit selamat karena medan ekstrem Gunung Rinjani yang memiliki risiko tinggi.
“Sudah banyak kasus di Rinjani, kemungkinan hidup kecil kalau sudah jatuh ke lubang-lubang itu karena terlalu curam,” tutup Agam. (TribunJakarta.com/TribunnewsBogor.com)
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.