TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Banyak orangtua yang rupanya tidak tahu persis, apa saja makanan yang mampu mencegah stunting pada anak.

Hal tersebut terlihat dari Bakti Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ke-71, saat melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan anak di Posyandu Banjar Bet Ngandang Sanur pada, Jumat 13 Juni 2025. 

Dokter Piprim B Yanuarso, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), saat melakukan sesi tanya jawab dengan ibu-ibu pada kegiatan Posyandu tersebut menjelaskan, pencegah stunting pada anak kata kuncinya adalah anak harus tercukupi dengan protein hewani. 

“Yang lainnya baru menyusul, cegah stunting bukan dengan buah, seperti pisang bukan sayur dan tahu tempe. Tapi telur, hati ayam, ikan harus cukup. Cegah stunting juga tidak pakai vitamin,” jelas, dr. Piprim. 

Untuk cegah stunting tak perlu mahal, jika protein hewani hanya dari telur, anak membutuhkan empat telur per hari.

Kalau ditambah ikan dan susu, jumlah telur yang dikonsumsi dikurangi. Ini kata, dr. Piprim menjadi salah satu contoh bagaimana edukasi agar dengan ilmu sederhana tapi tetap sehat. 

“Supaya anak tidak mudah sakit, saat di Posyandu anak diberikan imunisasi selain konsumsi protein hewani. PR IDAI Bali banyak, protein hewani harus melekat di kepala ibu-ibu kita seperti sehari tiga atau empat telur di Posyandu. Pemenuhan Protein hewani yang cukup perlu untuk anak agar tumbuh tinggi dan cerdas,” imbuhnya. 

IDAI Bali diminta jangan malas berbicara, karena edukasi sangat penting untuk menyelamatkan generasi bangsa agar menjadi generasi emas tahun 2045.

Selain nutrisi, stimulasi pada anak juga penting dilakukan. Stimulasi pada anak, orangtua diminta melakukan interaksi langsung dengan mengajak bermain, diceritakan, dibacakan dongeng, bukan diberikan tontonan di sosial media terlebih untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun, dikhawatirkan anak akan terlambat berbicara. 

“Sementara perkembangan bisa dilihat denhan anak-anak di sekitarnya. Salah satu tantangan gadget anak-anak yang adiksi atau kecanduan gadget. Untuk mengawal tumbuh kembang anak-anak yang harus dilakukan dokter anak adalah edukasi, jadi murah karena modalnya suara,” terangnya. 

Sementara itu, dr. I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp. A selaku Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali mengatakan melalui Bakti Sosial sekaligus Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ke-71, menjadi komitmen IDAI Bali menjaga kesehatan anak-anak bangsa. 

“Pada 24 Mei 2025 kita lakukan kersos IDAI Bali di Desa Sekar Dadi Kintamani Bangli. Puncaknya kersos disini. Ada beberapa kegiatan penyuluhan, pelayanan, pengukuran berat dan tinggi badan. Ini juga bertepatan dengan posyandu lansia mengecek tensi,” jelas, dr. Sanjaya. 

Sementara itu untuk hasil pemeriksaan Posyandu pada anak jika ditemukan ada indikasi stunting pada anak, IDAI Bali akan lakukan koordinasi penanganan dengan dokter spesialis anak dari RSUD Wangaya, Denpasar. 

 

 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.