TRIBUN-BALI.COM  - Bank Indonesia (BI) terus memperluas implementasi sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ke tingkat global.

Setelah sukses di beberapa negara Asia Tenggara, kini QRIS akan merambah Jepang dan China pada 17 Agustus 2025 mendatang. Hal ini juga untuk mendukung sektor pariwisata di Bali.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan mengungkapkan, hingga saat ini, jumlah merchant QRIS di Bali telah mencapai lebih dari 974.000, mendekati 1 juta merchant. Adapun pengguna QRIS di Bali telah menembus angka 1,1 juta, dengan total transaksi mencapai 39 juta kali.

“Pengembangan QRIS terus kami perluas, dan karena Bali adalah destinasi wisata internasional. Kami sudah bekerja sama dengan beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Mulai 17 Agustus nanti, kami akan memperluas penggunaan QRIS ke Jepang dan melakukan uji coba di Tiongkok,” jelas Butet Linda, Minggu (15/6).

Langkah ini dilakukan guna memberikan kemudahan bertransaksi bagi wisatawan mancanegara, terutama dari negara-negara asal wisatawan utama ke Bali.

Dengan hadirnya QRIS, turis dapat bertransaksi tanpa perlu menukar mata uang, cukup dengan memindai kode QR melalui aplikasi pembayaran di ponsel mereka.

“Respons dari wisatawan sangat positif. Mereka merasa terbantu dan tidak lagi repot membawa uang tunai,” ujar Butet saat ditemui di sela-sela acara Bali Summer QRIS Run 2025 di kawasan Lapangan Puputan Renon Denpasar.

Lebih jauh, Butet Linda menegaskan bahwa kemudahan pembayaran ini akan berdampak langsung pada peningkatan durasi kunjungan dan nilai belanja wisatawan, yang pada akhirnya mendongkrak perekonomian lokal.

“Dengan pembayaran yang mudah, wisatawan akan lebih nyaman, tinggal lebih lama, dan melakukan lebih banyak transaksi,” tambahnya.

Yang tak kalah penting, manfaat dari integrasi QRIS ini juga sangat besar bagi pelaku usaha lokal. Lebih dari 96 persen merchant QRIS di Bali adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang kini dapat menjangkau pasar lebih luas, termasuk konsumen luar negeri.

“Ini sangat membantu UMKM lokal untuk meningkatkan omzet. Harapannya mereka tidak hanya melayani pembeli domestik, tetapi juga wisatawan asing. Ini bentuk nyata digitalisasi yang berdampak langsung pada ekonomi kerakyatan,” ujar Butet.

Penerapan QRIS juga dinilai mendukung transformasi digitalisasi sektor pariwisata menuju layanan yang lebih berkualitas.

Ketika transaksi menjadi cepat, aman, dan praktis, maka secara tidak langsung masyarakat dan wisatawan akan terdorong untuk berbelanja lebih banyak tanpa disadari. 

Sementara itu, kemarin BI Bali menggelar Bali Summer QRIS Run 2025 dengan menempuh jarak 5 km. Ribuan peserta sangat antusias mengikuti acara ini, apalagi dengan adanya medali unik dari limbah uang kertas.

Butet mengatakan, tujuan acara ini yakni ingin mengajak masyarakat menggunakan QRIS saat bertransaksi. “Agar masyarakat terbiasa pakai QRIS. Kedua kami mendukung untuk keberlanjutan. Kami bekerjasama dengan plastik pay, masyarakat yang gunakan botol plastik bisa ditukar dan dapat poin,” paparnya.

Selain itu, pada acara ini juga ada pencatatan MURI medali pertama menggunakan limbah racik uang kertas. Pembuatan medali ini menggunakan sekitar satu ton limbah uang dari pecahan bervariasi dari Rp 5 ribu hingga Rp 100 ribu.

“BI Bali buat acara ini bekerjasama dengan beberapa PJP, ada Mandiri, Himbara, BCA, BPD dan plastik pay,” imbuhnya.

Untuk peserta lari ini mencapai 1.500 orang. Dipilihnya lari karena bisa dilakukan oleh semua orang dan banyak event lari yang digelar di Bali.

“Harapan ke depan bisa dilanjutkan tentu dengan scale up. Untuk Bali ini perdana karena ada medali dari limbah racik uang,” katanya. (sup)

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.