TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban cerita reflektif pada Modul 3 Topik 2 PPG 2025: Setelah menelaah informasi, lakukan refleksi berdasarkan praktik mengajar Bapak/Ibu di sekolah. Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut: 1. Bagaimana Bapak/Ibu mengaitkan nilai nasional dan universal dengan konteks sekolah? 2. Apa pengalaman Bapak/Ibu dalam menerapkan strategi internalisasi nilai dari referensi yang dipelajari? 3. Apa yang bisa Bapak/Ibu dan sekolah lakukan agar proses ini berjalan efektif?
Pertanyaan ini muncul saat bapak/ibu guru selesai mengerjakan Latihan Pemahaman Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai (FPPN) Topik 2 Makna Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai materi Strategi Internalisasi dan Pengembangan Nilai dalam Pembelajaran di Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 2 Makna Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai ditujukan bagi bapak/ibu guru peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025
Bagi bapak/ibu guru peserta PPG 2025 yang kesulitan mengerjakan Cerita Reflektif Modul 3 Topik 2 materi Strategi Internalisasi dan Pengembangan Nilai dalam Pembelajaran dapat menggunakan kunci jawaban di bawah ini sebagai referensi.
Berikut kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai (FPPN) Topik 2 Makna Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai materi Strategi Internalisasi dan Pengembangan Nilai dalam Pembelajaran di Ruang GTK dalam PPG 2025.
Setelah menelaah informasi, lakukan refleksi berdasarkan praktik mengajar Bapak/Ibu di sekolah. Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut: 1. Bagaimana Bapak/Ibu mengaitkan nilai nasional dan universal dengan konteks sekolah? 2. Apa pengalaman Bapak/Ibu dalam menerapkan strategi internalisasi nilai dari referensi yang dipelajari? 3. Apa yang bisa Bapak/Ibu dan sekolah lakukan agar proses ini berjalan efektif?
1. Cara saya mengaitkan nilai nasional dan universal dengan konteks sekolah adalah dengan pendekatan kognitif, pembiasaan, pengkondisian lingkungan belajar, dan keteladanan yang konsisten.
2. Penanaman nilai melalui pembiasaan hal-hal positif, misalnya sebelum dan sesudah belajar harus berdoa. Hal ini dilakukan sebagai wujud pembiasaan siswa agar sebelum dan setelah melakukan sesuatu sebaiknya dimulai dan diakhiri dengan doa.
3. Selalu berusaha konsisten dan membiasakan hal-hal baik agar dapat menjadi guru yang diteladani peserta didik.
Sebagai seorang guru di Jawa Tengah, saya selalu berusaha mengintegrasikan nilai-nilai nasional seperti Pancasila, gotong royong, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam setiap kesempatan. Misalnya, dalam mata pelajaran Sejarah, saya menghubungkan perjuangan pahlawan dengan nilai patriotisme dan persatuan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, nilai-nilai disiplin, kemandirian, dan tolong-menolong ditekankan.
Nilai universal seperti kejujuran, toleransi, dan tanggung jawab juga diterapkan melalui pembiasaan sehari-hari: membudayakan antre, menjaga kebersihan, dan menghargai pendapat teman dalam diskusi kelas. Konteks lokal yang kental dengan budaya Jawa, juga saya manfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai sopan santun dan unggah-ungguh (tata krama) dalam interaksi sehari-hari.
2. Pengalaman Menerapkan Strategi Internalisasi Nilai:
Berdasarkan referensi yang saya pelajari tentang internalisasi nilai (misalnya, melalui pembiasaan, keteladanan, dan pengintegrasian dalam kurikulum), saya memiliki beberapa pengalaman. Pembiasaan adalah strategi yang paling sering saya gunakan, seperti salam pagi, doa bersama sebelum belajar, dan kegiatan Jumat bersih. Keteladanan juga saya upayakan, misalnya dengan datang tepat waktu, berbicara sopan, dan menunjukkan empati kepada peserta didik.
Integrasi dalam kurikulum saya lakukan dengan menyisipkan pesan moral atau nilai-nilai karakter dalam materi pelajaran. Tantangannya adalah konsistensi, baik dari guru maupun peserta didik, serta keterlibatan aktif dari orang tua. Ada kalanya, nilai yang diajarkan di sekolah bertolak belakang dengan apa yang dilihat peserta didik di lingkungan rumah atau media sosial, sehingga memerlukan penguatan terus-menerus.
3. Langkah untuk Proses Internalisasi Nilai yang Efektif:
Agar proses internalisasi nilai berjalan efektif, saya dan sekolah dapat melakukan beberapa hal:
Refleksi Praktik Mengajar: Mengaitkan dan Menginternalisasi Nilai
1.Mengaitkan nilai nasional dan universal dengan konteks sekolah
Dalam praktik mengajar, mengaitkan nilai nasional (seperti Pancasila dan semangat kebangsaan) dengan nilai universal (seperti toleransi dan keadilan) dilakukan melalui pendekatan tematik. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, siswa diajak menganalisis perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan nilai keadilan sosial yang relevan secara global.
Selain itu, kegiatan sekolah seperti upacara bendera, perayaan hari besar nasional, atau program lintas budaya dapat digunakan untuk menanamkan kesadaran siswa akan pentingnya nilai-nilai tersebut.
2. Pengalaman menerapkan strategi internalisasi nilai
Salah satu pengalaman yang efektif adalah menggunakan pendekatan berbasis proyek (Project-Based Learning). Sebagai contoh, siswa diminta membuat kampanye toleransi berbasis media digital.
Selain itu, program mentoring antarsiswa juga menjadi strategi yang berhasil, di mana siswa senior membimbing siswa junior dalam memahami dan mempraktikkan nilai seperti disiplin dan kerja sama. Referensi yang digunakan meliputi modul pendidikan karakter Kemdikbud dan panduan UNESCO tentang pendidikan nilai universal.
3. Langkah efektif yang dapat dilakukan
*) Disclaimer:
Beberapa kunci jawaban merupakan hasil olah AI sehingga bapak/ibu guru perlu memodifikasi.
(Sri Juliati)
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.