TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan tragis diderita Auckland City saat dibantai Bayern Munchen dengan skor 10-0 pada laga perdana Grup C Piala Dunia Antarklub, Senin (16/6/2025) dinihari tadi.
Berlangsung di TQL Stadium, gawang tAuckland City bahkan sudah bobol enam gol pada babak pertama.
Gol Kingsley Coman (6, 21), Sacha Boey (18), Michael Olise (20, 45+3) dan Thomas Muller (45) jadi biang keroknya.
Pada babak kedua, penderitaan tim asal Selandia Baru itu memuncak setelah keran gol Bayern Munchen terus mengalir.
Tak kurang dari empat gol disarangkan para pemain Bayern Munchen ke gawang Auckland City.
Hattrick Jamal Musiala (67, 73, 84) disempurnakan gol penutup Thomas Muller (89) mewarnai pembantaian laga ini.
Auckland City yang merupakan klub asal Oceania pun mengalami nasib tragis yakni dibantai di laga pertama.
Kekalahan skor dua digit jadi kenangan pilu bagi satu-satunya klub amatir di Piala Dunia Antarklub 2025 tersebut.
Noda hitam pun mewarnai perjalanan awal Auckland City yang telah bermain di ajang ini untuk ke-12 pada edisi ini.
Pada laga selanjutnya, Auckland City dijadwalkan akan bertemu Benfica (20/6) dan Boca Juniors (25/6) di Grup C.
Jika tidak bangkit dan menampilkan performa lebih baik, Auckland City rawan jadi sasaran pembantaian lagi.
Usut demi usut, di balik tragedi pembantaian yang baru saja dirasakan Auckland City, terdapat fakta menarik yang menghiasi klub tersebut.
Salah satunya menyoal status Auckland City yang diketahui memang masih klub amatir, bukan profesional.
Masih amatirnya klub tersebut dibuktikan dengan hampir sebagian besar pemainnya yang bekerja paruh waktu.
Dilansir BBC, para pemain yang menjadi bagian skuad Auckland City nyatanya punya pekerjaan lain di waktu bersamaan.
Ada yang bekerja sebagai agen real estate, pelajar, guru, dan berbagai pekerjaan paruh waktu lainnya.
Salah satu penyerang andalan Auckland City, Angus Kilkolly pun mengonfirmasi kebenaran hal tersebut.
Angus Kilkolly bahkan mengatakan dirinya saja juga punya pekerjaan utama di perusahaan yang menaungi perkakas listrik.
Pemain berusia 29 tahun itu menjelaskan hampir sebagian besar pemain timnya sudah terbiasa meninggalkan rumah pagi hari untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.
Lalu, baru bisa berlatih sepak bola secara bersama-sama pada malam harinya.
"Kita semua sudah terbiasa meninggalkan rumah pagi hari untuk melakukan pekerjaan sehari-hari," akui Angus Kilkolly.
"Lalu baru berlatih sepak bola pada malam harinya,"
"Saya sendiri bekerja untuk merek perkakas listrik yang sudah global, saya mengelola tim penjualan disana,"
"Tim kami memiliki beberapa orang yang juga bekerja di bidang penjualan, agen real estate, guru, bahkan beberapa juga masih mahasiswa,"
"Ini tidak mudah, tetapi itulah yang kami lakukan, ini sama saja kamu pergi ke sekolah, lalu bermain sepak bola setelah sekolah," tukasnya.
Disinggung terkait keterlibatan Auckland City sebagai salah satu peserta Piala Dunia Antarklub 2025 yang mengusung format berbeda.
Pemain berdarah Selandia Baru itu mengaku kesempatan ini terasa mahal harganya, jadi timnya tidak ingin menyia-yiakannya.
"Kesempatan ini mungkin tidak akan datang lagi, jadi semua orang tahu betapa besarnya turnamen ini," jujur Angus Kilkolly.
"Kami juga tahu betapa megahnya bisa bermain di kompetisi semacam ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Angus Kilkolly juga merasa senang ketika hasil drawing mempertemukan timnya dengan klub hebat dari benua lainnya.
Ya, Auckland City akan bertemu tiga tim penuh sejarah Bayern Munchen, Benfica hingga Boca Juniors.
Bayern Munchen berstatus juara Liga Champions enam kali, Portugal salah satu klub besar Portugal, dan Boca Juniors sebagai pemenang Copa Libertadores sebanyak enam kali.
"Saat undian dilakukan, kami semua gembiran, ini seperti mimpi, tim yang biasa kami tonton di Liga Champions dan Eropa, kita akan berhadapan dengan mereka," sambut Kilkolly.
"Jadi ini kesempatan bagi kami untuk menunjukkan kepribadian kami, menunjukkan kami layak disini dan bermain sepak bola bagus," tambahnya.
Selain Kilkolly, ada pula sosok Conor Tracey yang menjadi kiper utama Auckland City saat dibantai Bayern Munchen.
Pemain berusia 28 tahun itu diketahui punya pekerjaan utama di gudang perusahaan farmasi.
Untuk bisa tampil di ajang Piala Dunia Antarklub 2025, Conor Tracey sampai rela menggabungkan jatah cuti tahunan dan unpaid leave agar dapat izin beraksi di ajang ini.
Dapat dikatakan, skuad Auckland City yang tampil di ajang ini, bukanlah yang terbaik, karena ada beberapa pemain yang diketahui harus tetap melanjutkan pekerjaan utamanya, mereka tidak mendapat izin untuk ikut Piala Dunia.
Berbagai sisi menarik tersebut, nyatanya membuat sepak bola memang bukan hanya sebatas olahraga saja, namun lebih dari hal itu, dan itu terjadi di ajang Piala Dunia Antarklub 2025.
(Dwi Setiawan)
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.