TRIBUN-MEDAN.com - Ibu Rumah Tangga Eka Binti Mat Soal (43) diperiksa polisi setelah fitnah tetangga jualan bangkai kerbau. 

Melansir dari Kompas.com, Eka ditangkap pihak kepolisian di Koto Lanang, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Penangkapan ini dilakukan setelah Eka diduga menyebarkan berita bohong atau hoaks mengenai penjualan daging kerbau yang sudah busuk melalui media sosial Facebook.

Dalam unggahannya, Eka mengeklaim bahwa ada seseorang yang nekat menjual daging kerbau yang telah mati.

Ia mengingatkan masyarakat Koto Lanang untuk berhati-hati terhadap dagangan orang tersebut.

Menyusul postingan tersebut, Unit Reskrim Polres Kerinci melakukan penelusuran dan berhasil menemukan pelaku.

Kapolres Kerinci, AKBP Arya T Brachmana, mengonfirmasi hal ini melalui pesan WhatsApp.

"Kami akhirnya temukan pelaku, dan kami mintai keterangannya," ujarnya pada Minggu (15/6/2025).

Kapolres Kerinci, AKBP Arya T Brachmana, mengonfirmasi hal ini melalui pesan WhatsApp.

"Kami akhirnya temukan pelaku, dan kami mintai keterangannya," ujarnya pada Minggu (15/6/2025).

Setelah diperiksa, Eka mengaku bahwa ia nekat menyebarkan informasi tersebut karena merasa kesal dan sakit hati terhadap temannya yang berjualan daging kerbau karena dikatai.

"Dan sudah ada klarifikasi, dan yang bersangkutan mengakui kesalahannya telah menyebarkan berita hoaks tersebut dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," tambah Arya.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat, 13 Juni 2025.

Setelah memberikan klarifikasi, Eka kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas tindakannya yang merugikan.

Sementara itu, sebelumnya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa gambarnya dicatut menjadi video hoaks untuk menipu sejumlah masyarakat Jatim.

Total ada 100 orang yang menjadi korban video hoaks tersebut.

Polda Jawa Timur mengungkapkan, gambar Khofifah Indar Parawansa diubah seolah-olah menawarkan motor seharga Rp 500.000 untuk masyarakat Jatim.

Ternyata para tersangka sudah menjalankan aksinya selama 3 bulan.

“Untuk jumlah korban yang kita ketahui, jumlah penyidikan ada 100 orang, dan untuk para korban yang diperiksa ada 17 orang saksi korban. Para tersangka menjalankan aksinya selama 3 bulan,” kata Direktur Reskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Raden Bagoes Wibisono Handoyo, Senin (28/4/2025).

 
Tiga orang tersangka pembuat dan penyebar video tersebut telah ditangkap.

Mereka adalah HMP (22), AH (34), dan UP (24), warga Pangandaran, Jawa Barat.

Mereka meraup Rp 87,6 juta dari video hoaks tersebut.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, mengatakan, pelaku mengedit video bergambar wajah Khofifah dengan teknologi Artificial Intelligence (AI).

“Di sini, kalau kita lihat menurut keterangan tersangka, mereka mengedit video Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI),” kata Nanang.

Nanang mengatakan, video aslinya menampilkan Khofifah saat menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat mengunjungi tempat wisata di momen libur Lebaran Idul Fitri 2025.

Video itu lantas diedit seolah-olah Khofifah menawarkan motor seharga Rp 500.000 kepada masyarakat Jatim tanpa COD dengan surat-surat lengkap atas nama pribadi.

“Narasi video diubah menjadi penawaran murah seharga Rp 500.000 yang diklaim sebagai amanah dari Gubernur khusus untuk warga Jatim. Kemudian, video ini juga diunggah ke platform TikTok untuk menjerat korban agar mentransfer uang,” jelasnya.

Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 51 ayat (1) Jo Pasal 35 dan/atau Pasal 45A ayat 1 Jo Pasal 28 Ayat 1 UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE dengan penjara paling lama 12 tahun dan denda maksimal Rp 12 miliar.

Bagoes menerangkan, para pelaku juga menggunakan modus mengedit video para tokoh pejabat publik gubernur lain menggunakan kecerdasan buatan atau AI agar seakan-akan tokoh tersebut sedang mempromosikan penjualan motor murah. 

Bahan video yang dipakai oleh para pelaku ternyata bersumber dari kanal informasi yang diproduksi oleh media mainstream. 

Terutama, video saat si tokoh tersebut sedang melayani sesi wawancara dari awak media di suatu tempat secara langsung.

Tapi khusus untuk video manipulasi berbahan wajah tokoh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, komplotan itu mengambil konten video mode vlog secara potrait yang diproduksi akun resmi milik tokoh tersebut. 

Setelah bahan video gubahan atau manipulasi yang mereka buat sudah siap, komplotan tersebut bakal mengunggahnya melalui beberapa akun TikTok yang dikelola mereka. 

Khusus personifikasi video manipulasi yang menggunakan wajah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, para pelaku menggunakan lima akun TikTok. 

Lalu, pada masing-masing unggahan konten video manipulasi tersebut, para pelaku bakal dibubuhi dua nomor WhatsApp (WA) pada keterangan narasi unggahannya. 

Masyarakat atau warganet yang terlanjur terpedaya; kepincut dengan video penipuan yang telah diunggah, bakal memanfaatkan nomor WA untuk berkomunikasi dengan si pemilik akun. 

Apes, masyarakat atau para korban itu tak tahu jika pemilik dan pengelola akun tersebut merupakan komplotan penipu yang bakal menguras dompet mereka. 

Nominal paling kecil yang ditransfer oleh korban ke dua nomor rekening milik para pelaku, paling sedikit Rp 500 ribu, dan paling besar jumlahnya sekitar Rp 1,5 juta. 

"Ada tiga nomor WA yang dipakai. Unggahan yang dibuat mereka lewat akun tersebut, mereka menyertakan nomor WA admin agar korban tertarik, dan terpancing melakukan transaksi pembelian motor," pungkas. 

(*/tribun-medan.com)

 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.