TRIBUN-MEDAN.com - Setahun berjuang cari keberadaan sang putri tercinta, Ibunda Siska malah mendapatkan fakta menyakitkan amaknya jadi korban pembunuhan berantai di Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

Setelah sang putri ternyata ditemukan tak bernyawa dengan dibunuh secara sadis oleh kekasihnya sendiri berinisial SJ alias Wanda.

Wanda pelaku pembunuhan berantai menghabisi nyawa tiga orang selama kurun waktu 1 tahun lebih.

Para korban yakni Septia Adinda (23), dan Siska Oktavia (23), dan Adek Agustina alias Dedek (21)

Diduga tak kuat mendapati fakta tersebutlah, ibunda Siska meregang nyawa setelah sempat jatuh pingsan 

Melansir dari Tribunpadang.com, Kamis (19/6/2025) ibunda Siska mennggal lantaran syok memicu terjadinya serangan jantung.

PEMBUNUHAN DI PADANG PARIAMAN - Suasana di lokasi dugaan penguburan korban lain dari pelaku mutilasi di Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (19/6/2025). Pelaku berinisial SJ (25) menyekap korbannya hingga meninggal dunia, lalu memotong tubuhnya menjadi 10 bagian.
PEMBUNUHAN DI PADANG PARIAMAN - Suasana di lokasi dugaan penguburan korban lain dari pelaku mutilasi di Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (19/6/2025). Pelaku berinisial SJ (25) menyekap korbannya hingga meninggal dunia, lalu memotong tubuhnya menjadi 10 bagian. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)

“Iya, ibu Siska meninggal dunia. Beliau kena serangan jantung setelah tahu Siska jadi korban pembunuhan,” ujar Suji, kerabat korban, saat dikonfirmasi awak media.

Menurut Suji, sang ibu sempat pingsan di sekitar lokasi penggalian jenazah yang diduga tempat jasad Siska dikuburkan. Insiden itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.

“Beliau pingsan karena syok berat. Sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Suji juga mengungkap bahwa enam bulan sebelumnya, ayah Siska telah lebih dahulu meninggal dunia.

Sang ayah disebut wafat karena stres berat memikirkan anaknya yang hilang sejak awal tahun lalu.

“Enam bulan lalu, ayahnya juga meninggal karena terus memikirkan Siska yang hilang. Sekarang ibunya menyusul,” kata Suji.

Diketahui, Siska Oktavia dilaporkan hilang sejak Januari 2024. 

“Dia hilang sejak Januari 2024. Jadi sudah lebih dari satu tahun,” pungkas Suji.

Pelaku Ternyata Kekasih Sendiri

Suji Selsya Utami (28), sepupu dari almarhumah Siska Oktavia, mengaku tak menyangka bahwa SJ adalah pelaku pembunuhan keji terhadap Siska.

SJ sendiri diduga merupakan pelaku pembunuh berantai di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).

Menurut Suji, selama proses pencarian korban, SJ justru terlihat aktif membantu pihak keluarga dalam mencari keberadaan Siska. 

Bahkan, SJ disebut sebagai orang pertama yang melaporkan hilangnya Siska ke Polsek Batang Anai.

"Tak pernah terbayang pelakunya adalah SJ. Soalnya, dia juga ikut mencari korban sampai motor Siska ditemukan di daerah Tabing. Kami benar-benar tidak menyangka," ungkap Suji saat ditemui TribunPadang.com, Kamis (19/6/2025).

Lebih lanjut, Suji menyebutkan bahwa sebelum dinyatakan hilang, Siska sempat menyampaikan niatnya kepada keluarga untuk bertemu SJ guna mengambil uang.

"Siska sempat bilang, dia mau ambil uang ke SJ," jelas Suji.

SJ kepada keluarga mengaku meninggalkan Siska di sebuah minimarket di Kecamatan Batang Anai sebelum korban dilaporkan hilang.

"Pengakuannya, dia pergi menjemput teman Siska yang bernama Adek ke rumahnya. Siska saat itu menunggu di minimarket. Setelah menjemput, SJ mengantarkan Adek ke tempat Siska. Dari situlah Siska disebut menghilang," ujar Suji.

Ia menegaskan kembali bahwa SJ adalah orang pertama yang melaporkan hilangnya Siska kepada polisi, sehingga keluarga tak menaruh curiga sedikit pun.

"Dia yang pertama kali datang ke Polsek Batang Anai buat lapor bahwa Siska hilang. Itu yang bikin kami gak curiga," ucapnya.

Diketahui, SJ sehari-hari bekerja sebagai satpam di salah satu pabrik di Padang Pariaman.

"Dia kerja sebagai satpam di sekitar sini," tambah Suji.

Tak hanya itu, Suji juga menyebut SJ dikenal sangat dekat dengan keluarga korban. Ia merupakan kekasih Siska dan dikenal sebagai pribadi yang baik.

"Selama ini dia dikenal baik. Saat Lebaran kemarin, bahkan setelah Siska dinyatakan hilang, dia masih sempat datang ke rumah dan memberikan THR ke adik-adik Siska," katanya.

Menurut Suji, hubungan asmara antara SJ dan Siska sudah berlangsung cukup lama.

"Mereka pacaran sejak tahun 2019, jadi sudah hampir enam tahun," ujarnya.

Ia menambahkan, lokasi ditemukannya jenazah Siska diduga kuat berada di rumah milik SJ sendiri.

"Tempat Siska dikubur itu rumah SJ sendiri. Kami benar-benar tidak percaya kejadian seperti ini bisa terjadi," ucapnya.

Suji juga menyebut bahwa Siska mengenal korban mutilasi lain yang juga diduga dibunuh oleh SJ.

"Korban mutilasi itu temannya Siska. Bahkan sering menginap di rumah kami," tegasnya.

Motif pembunuhan

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, dibuat tak habis fikir dengan perbuatan sadis SJ alias Wanda, pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi tiga orang di kawasan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

AKBP Ahmad Faisol Amir, bertatap muka secara langsung dengan pelaku dan melakukan interogasi demi membuka tabir kasus pembunuhan tersebut.

Perwira Polisi ini bahkan sempat terdiam mendengar pengakuan pelaku yang didasari karena masalah asmara.

"Wanda kenapa kamu bunuh, gampang sekali bunuh orang, ya, sekarang kita cek aja," ujar AKBP Ahmad Faisol Amir kepada tersangka, dilansir dari facebook Hendri Mob Dtt, Kamis, (19/6/2025).

Diketahui, pembunuhan ini dilakukan Wanda dalam kurun waktu 1.5 tahun belakang.

Wanda nekat membunuh tiga wanita, yakni Septia Adinda (23), dan dua lainnya yang dibunuh sejak tahun lalu, Siska Oktavia (23), dan Adek Agustina alias Dedek (24).

Wanda mengaku kesal terhadap Dedek lantaran korban mengajari kekasihnya, Siska selingkuh darinya saat tengah KKK (Kuliah Kerja Nyata).

"Dedek ngajari Siska selingkuh si Dedek ini, udah saya lihat chatnya," ungkap pelaku Wanda, 

"Jadi si Siska ini pacar kamu, Siska selingkuh kamu bunuh lah Siska ini, kenapa bunuh Dedek," ujar Kapolres kemudian dibenarkan oleh pelaku.

"(Bunuh Dedek) karena Dedek ngajari selingkuh pas KKN," kata Wanda.

Kedua korban ini sebelumnya dilaporkan hilang, menjadi bagian dari misteri yang kini mulai terkuak.

Wanda sempat membuat skenario dirinya menjadi orang pertama yang melaporkan Siska hilang tahun lalu.

"Saya bawa (korban) ke Lebak saya rebahin saya buang sendalnya, dan pulang," kata Wanda.

"Udah meninggal itu?" tanya Kapolres.

"Udah pak," ujar Wanda.

AKBP Ahmad Faisol Amir sempat terdiam mendengar pernyataan sadis dari pelaku.

Kapolres geram lantaran pelaku begitu mudah menghilangkan nyawa seseorang dengan begitu sadis.

Kedua korban dikubur di dalam sumur tua di bagian belakang rumah pelaku di Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Terpisah, Faisol mengatakan perbuatan tersangka ini sudah tergolong dalam perbuatan pembunuhan berantai.

“Sudah tiga korban yang menjadi sasaran pembunuhan. Kasus ini sudah masuk kategori pembunuhan berantai,” ujar Kapolres, dilansir dari Tribunpadang.com.

Berdasarkan hasil pengungkapan pihaknya, pembunuhan ini dilakukan korban dalam kurun waktu 1.5 tahun belakang.

Pembunuhan pertama dilakukan korban sekira satu tahun yang lalu, pada dua orang korban yang jasadnya sudah dievakuasi oleh Polres Padang Pariaman.

Tidak hanya dua nyawa yang sudah dihilangkan pelaku, empat hari lalu Minggu (15/6/2025), pelaku juga memutilasi korban berinisial SA.

Total sudah tiga nyawa yang direnggut oleh aksi keji pelaku, dengan cara dan motif yang berbeda.

“Kami masih dalami apakah perbuatan ini dilakukan sendiri atau melibatkan pelaku lain,” ujar Kapolres.

Selain jumlah pelaku, pihaknya juga terus melakukan pemeriksaan intensif guna memastikan motif dan cara pelaku menjalankan aksinya.

SJ alias Wanda, dengan dingin, menceritakan bagaimana ia menyekap korban, membawanya ke sebuah kebun, lalu memotong tubuh SA menjadi sepuluh bagian sebelum membuangnya sepanjana aliran sungai.

Faisol Amir, mengungkapkan bahwa motif mutilasi yang terjadi di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat akibat masalah utang piutang.

Kapolres menerangkan bahwa masalah utang piutang ini bermula saat korban meminjam uang pada SJ (pelaku).

Besaran pinjaman itu sebanyak Rp3.5 juta, melalui pinjaman sebesar itu korban berjanji akan mengembalikan dengan waktu yang ditentukan.

“Namun sampai waktu yang ditentukan, bahkan sudah memasuki tenggang waktu korban tidak kunjung mengembalikan uang tersebut,” ujar Kapolres, Kamis (19/6/2025).

Akibatnya, pelaku mengambil langkah gegabah dengan menyekap korban dan membawanya ke jembatang kawasan Batang Anai.

Di jembatan tersebut pelaku memotong tubuh korban sebanyak 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai secara terpisah.

“Penyidikan masih dilakukan secara intensif, informasi sementara seperti itu,” ujar Kapolres.

(*/ Tribun-medan.com)

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.