TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus melakukan perbaikan kualitas kredit serta proses bisnis secara menyeluruh.

Hal itu sebagai bentuk Perseroan mengembangkan bisnis, inovasi, dan transformasi digital untuk menjadi mitra utama pemberdayaan masyarakat Indonesia.

Hasil perbaikan kualitas kredit terlihat dari capaian angka Non-Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah selama kurang lebih 5 tahun terakhir.

Pada akhir 2019, NPL (gross) BTN mencapai angka 4,78 persen yang menunjukkan angka tertinggi pada sepanjang sejarah BTN.

Namun, dalam 5 tahun terakhir, BTN terus melakukan perbaikan dan Business Process Improvement (BPI). 

Hasilnnya, hingga Kuartal I/2025,  rasio NPL (gross) BTN telah berada pada angka 3,29 persen.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, sejak BPI dimulai pada 2020, BTN terus berupaya untuk meningkatkan loan origination kredit demi menghasilkan kredit yang berkualitas.

Ia mengatakan, BTN meluncurkan Commercial Banking Center (CBC) pada 10 titik di seluruh Indonesia serta Regional Loan Processing Center (RLPC) pada 6 titik di seluruh Indonesia. 

“Hasilnya sangat baik. Berdasarkan vintage analysis, kredit yang dihasilkan setelah BPI secara rata-rata untuk kredit yang dihasilkan setelah tahun 2021, NPL nya berada di bawah 1,2 persen”, kata Nixon dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (19/6/2025).

Tahun ini, BTN akan mengintegrasikan RLPC yang sebelumnya tersebar di 6 titik di seluruh Indonesia, menjadi National Loan Processing Center (NLPC).

Hal itu dalam rangka sentralisasi proses loan origination kredit konsumer dengan menggunakan standarisasi proses yang lebih baik, optimalisasi fungsi control, analisa, dan monitoring. 

NLPC disebut sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas kredit yang lebih baik.

Adapun saat ini komposisi kredit BTN masih didominasi oleh KPR, sekitar 79 persen dari total kredit nya BTN. Rata-rata tenornya panjang di atas 10 tahun.

"Jadi, kami terus megupayakan agar kredit yang dihasilkan juga baik karena mereka juga bakal lama dengan BTN,” ujar Nixon.

Rasio Kualitas Kredit Alami Kontraksi

Nixon menuturkan, saat ini beberapa rasio kualitas kredit seperti NPL (gross), NPL Coverage, serta cost of credit sedang mengalami kontraksi apabila dibandingkan dengan posisi akhir tahun. 

Rasio NPL (gross) naik menjadi 3,29 persen pada kuartal I/2025, dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar 3,16.

Menurut Nixon, kenaikan rasio NPL (gross) ini merupakan salah satu langkah yang BTN lakukan untuk men-downgrade kredit-kredit pasca restrukturisasi covid, yang telah berakhir sejak tahun lalu. 

"Kami membatasi untuk dilakukan restrukturisasi kredit secara berulang, dan secara bertahap melakukan downgrade sejak bulan Juni tahun 2024," ucap Nixon.

Dampaknya juga terlihat pada NPL coverage yang turun menjadi 104,61 persen pada kategori kuartal I/2025. Angkanya tercatat sebesar 115,37 persen pada posisi akhir tahun 2024.

Nixon menyebut BTN cukup banyak melakukan write off di awal tahun ini sebagai salah satu langkah front-loading atas kredit yang bermasalah.

"Kami juga telah menetapkan guidance cost of credit pada range 1 – 1,1 persen hingga akhir tahun 2025, dalam upaya meningkatkan rasio NPL Coverage kembali pada level 120 persen hingga akhir tahun,” kata Nixon. 

 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.