Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Lagi-lagi viral di media sosial seorang ibu muda di Surabaya diduga menjadi korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh sang suami hingga membuat wajahnya babak belur hingga keningnya benjol. 

Korban merupakan ibu dua anak berinisial SPS (28) warga Rungkut, Surabaya. Kisah pilunya itu, sempat diunggah melalui berbagai platform aplikasi media sosial. Mulai dari Thread hingga Instagram (IG). 

Dari akun IG pribadinya, ia mengunggah bukti momen dirinya yang sedang menggendong anak sulungnya berusia 3,5 tahun duduk terjerembab di jalan berpaving gang depan rumah mertua tempatnya tinggal. 

Momen dalam video berdurasi tak lebih dari 31 detik yang diunggah dalam halaman akun IG-nya, itu adalah saat dirinya baru saja dihajar habis-habisan oleh suami berinisial WA (26) warga Surabaya. 

Jika diteliti, video tersebut direkam oleh salah satu warga yang menghampiri lokasi kedua pasangan suami istri (Pasutri) terlibat cekcok. 

Si perekam berjalan perlahan-lahan menghampiri keduanya yang tampak sang suami berdiri bertelanjang dada cuma memakai celana kolor. 

Sedangkan sang istri berkaus lengan panjang warna hijau dengan rambut panjangnya tergurai, tampak terjerembab posisi duduk di permukaan paving gang tersebut. 

Ternyata, sudah ada warga lain yang mendekati dan mencoba berkomunikasi dengan sang suami.

Hingga akhirnya terdengar suara percakapan singkat antara si tetangga dan sang suami. 

"Magrib magrib sabar," kata si tetangga kepada sang suami agar tidak melanjutkan perbuatannya. 

Lalu, sang suami menjawab, "Lah gowo anakku e." (Artinya: lho dia membawa anakku)

"Iyo sabar," balas kembali si tetangga. 

Kemudian, sang suami berseloroh dengan nada suara yang tinggi dan tetap menggunakan logat khas 'Suroboyoan'.

"Sak enggon enggon gawene gawe izin ae," seloroh sang suami seraya menatap sang istri yang terduduk membisu dengan posisi mendekap sang anak sulung dalam dekapan. 

(Artinya: di mana-mana kelakuannya membuat malu saja) 

Kembali sang suami seperti menjelaskan kronologi singkat kejadian percekcokan tersebut kepada si tetangga yang menghampirinya. 

"Dee moleh dolen diterno rene, ganok gawene ngamuk ngamuk, gak jelas, aku dijambak," jelas sang suami sebelum video pendek tersebut, tandas. 

(Artinya: dia pulang ke rumah orangtua diantarian ke sini, tidak ada sebabnya, dia mengamuk tidak jelas lalu rambutku ditarik) 

"Bayangin posisiku kayak gini. Aku dipukulin berkali2. Hampir pingsan tak tahan. Karna lek aku pingsan anakku jelas lepas sama aku dan dibawa diaa. SE takut apa aku saat itu. Wes ga kepikiran hidup dan mati. Pokoke anakku sama aku," tulis narasi pada unggahan akun IG milik SPS yang dilihat TribunJatim.com, pada Senin (23/6/2025). 

Ternyata unggahan tersebut memantik kemarahan warganet hingga beramai-ramai tag akun IG milik Polrestabes Surabaya.

"@surabayapolice1.official tolongggg," tulis akun IG @meemsye

"@samaptapolrestabessby," tulis akun IG @meemsye

"@hoofdbureauid ndaan tolong ndan," tulis akun IG @meemsye

Berdasarkan pantauan TribunJatim.com, pukul 16.26 WIB, Senin (23/6/2025), unggahan video itu, sudah dilihat 326 ribu kali, diberi respon suka 5.842 akun, dikomentari 474 kali, dan sudah disebar ulang 345 kali sejak video tersebut diunggah pada Sabtu (21/6/2025). 

Penelusuran TribunJatim.com, ternyata Korban SPS semenjak kejadian kekerasan tersebut, memutuskan tinggal sementara di kediaman orangtuanya di Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut, Surabaya. 

Saat ditemui di kediamannya itu, sekitar pukul 14.00 WIB, ternyata Korban SPS sedang menjalani pendampingan dan asesmen dari beberapa orang petugas salah satu kedinasan Pemkot Surabaya yang merespon kejadian KDRT yang menimpanya. 

Ternyata, Korban SPS menceritakan, dirinya mengakui menjadi korban dugaan KDRT yang dilakukan oleh sang suami, seperti dalam video viral tersebut. 

Peristiwanya berlokasi di jalanan depan rumah mertuanya di kawasan Kelurahan Dukuh Menanggal, Kecamatan Gayungan, Surabaya, sekitar pukul 18.00 WIB, pada Kamis (19/6/2025). 

"Itu dilakukan di depan rumah. Mungkin dia amarah sampai puncak. Saya dipukuli di depan rumah, seperti yang ada di video. Tapi di video medsos enggak ada momen pemukulannya," ujarnya saat ditemui awak media di ruang tamu rumah orangtuanya, pada Senin (23/6/2025) siang. 

Ia mengaku dipukul oleh suaminya berkali-kali pada bagian kepala hingga lengan tangan kiri. Akibatnya, wajahnya memar-memar, bahkan keningnya lebam atau benjol. 

Dan yang bikin dirinya begitu merasa marah, trauma, dendam dan takut, bahwa insiden pemukulan itu dialaminya saat Korban SPS sedang menggendong anak sulungnya yang masih balita. 

"Dia dari dulu selalu menyerang kepala (sambil pegang bagian kepala sisi kiri). Tapi engga tahu kok kemarin, sampai ke badan saya juga. Saya dipukuli, saya sambil pegang anak saya (usia 3,5 tahun) seperti dalam video," ujarnya sambil pegang bahu dan mengusapkan lengan beberapa kali. 

"Kening saya dipukul sama tangan kosong berkali-kali. Sempat ada yang berdarah," katanya sambil tunjukkan luka pada kening dan bahu. 

Mengenai pemicu pertengkaran diantara keduanya. Korban SPS mengaku, dirinya terlibat cekcok dengan sang suami karena adanya kehadiran pihak ketiga. 

Ia menduga kuat suaminya sudah berselingkuh. Karena pada saat dirinya kembali dari rumah orangtuanya menuju ke rumahnya, sekitar pukul 17.30 WIB, pada Kamis (19/6/2025), ia melihat suaminya sedang menelepon seorang wanita dengan begitu asyiknya di dalam kamar. 

"Memang si cewek itu sudah pernah nge-chat suami saya sebelumnya, saman suami saya engga dibales, tapi dia terus mencari. Akhirnya ketahuan sama saya. Lalu si cewek itu memblokir semua akun suami saya. Tapi tiba-tiba kok dibuka lagi, sama punya saya kok dibuka lagi," jelasnya. 

Menurut Korban SPS, aksi KDRT kerap dilakukan oleh sang suami, selama masa pernikahannya yang baru seumur jagung yakni sekitar empat tahunan. 

Setiap cekcok sang suami akan memungkasi bentakan dan umpatannya dengan beberapa kali pukulan.

Memaang intensitasnya, lebih ringan ketimbang peristiwa yang terakhir pada Kamis (19/6/2025) kemarin. 

Namun, Korban SPS mengaku, tidak ingin kembali lagi ke rumah tersebut atau menemui sang suami. 

"Sering, sering banget (KDRT). Ya seringnya enggak separah ini. Seringnya dia tetap mukul tapi engga sampai bonyok kayak gitu. Iya (habis bentak lalu mukul gitu)," ungkapnya. 

"Sepele. Kebanyakan masalah ekonomi. Tapi yang kejadian kemarin (viral). Soal perselingkuhan sih. Indikasinya selingkuh. Namanya selingkuh, ya enggak mau mengaku. Iya cemburu," tambahnya. 

Ia bersikukuh tetap melanjutkan proses hukum yang sudah dibuatnya ke SPKT Mapolrestabes Surabaya. 

Dan Korban SPS berharap, suaminya itu, dapat memperoleh hukuman setimpal atas perbuatan tersebut. 

Bahkan, saat ditanyai mengenai kemungkinan berdamai melalui mediasi sebagai salah satu solusi memungkasi kasus tersebut. Korban SPS mengaku masih enggan menerimanya. 

Pasalnya, sampai sampai saat ini, belum ada tanda-tanda itikad baik dari pihak sang suami, bahkan sekadar pernyataan permohonan maaf, kepada dirinya atau pihak keluarganya. 

"Saya engga mau. Kan sampai detik ini engga sampai usaha. Padahal saya sudah viral, kan dia harusnya merenungi nasibnya, tapi engga. Minimal minta maaf kalau ini salahnya, tapi sampai detik ini gak ada," pungkasnya. 

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Nainggolan mengatakan, sudah ada laporan yang dibuat oleh korban ke SPKT Mapolrestabes Surabaya. 

Kini, kasus tersebut sedang diselidiki oleh Anggota Unit Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya. 

"Sudah ada laporannya. Proses penyelidikan sedang berjalan," ujar Rina saat dihubungi TribunJatim.com, pada Senin (23/6/2025). 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.