SURYAMALANG.COM, MALANG - Wajah sumringah terpancar dari Siami (55), warga Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang karena mendapatkan bantuan mesin jahit modern.
Mesin jahit yang dioperasikan dengan listrik, berbeda dengan mesin jahit manual yang harus digerakan secara manual.
Siami mendapatkan bantuan mesin jahit itu dari Pemkot Malang dalam acara Pelatihan Operasional Bantuan Alat untuk pelaku UMKM, Rabu (25/6/2025).
Siami menceritakan, dia sehari-hari bekerja sebagai buruh di pabrik rokok.
Belakangan ini, ia ingin mengembangkan usaha menjahit, yang sebelumnya juga telah ia tekuni.
Ia mengaku senang mendapatkan bantuan meskipun harus belajar untuk mengoperasikannya.
"Senang sekali dapat bantuan mesin jahit. Saya mau belajar. Sebelumnya pernah belajar jahit, tapi mesin manual. Kalau yang sekarang ini belum bisa. Mau belajar karena teknisnya berbeda sekarang," kata Siami, Rabu (25/6/2025).
Rencananya, Siami akan membuka jasa menjahit.
Ia akan melayani permintaan masyarakat yang ingin membuat atau memperbaiki pakaian yang rusak.
Siami mengungkapkan, upayanya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Menurutnya, tidak cukup hanya bekerja sebagai buruh pabrik rokok. Kebutuhan ekonomi keluarga terus meningkat.
"Nanti rencananya mau terima jahitan. Saya setiap hari bekerja sebagai buruh di pabrik rokok. Ini mau memulai belajar menjahit. Kalau ada pakaian yang robek agar bisa menjahit. Ada kebutuhan ekonomi keluarga juga," paparnya.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, bantuan yang diterima para pelaku usaha berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau. Nilainya mencapai Rp 5 miliar.
Wahyu menegaskan, bantuan yang disalurka adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh di pabrik rokok.
Pemkot Malang tidak sebatas menyalurkan bantuan, tetapi juga akan mendampingi para penerima.
Mereka akan melatih penerima untuk mengoperasikan alat.
"Ya ini dari DBHCT, salah satunya meningkatkan kesejahteraan dari buruh rokok. Ini ada keinginan untuk meningkatkan keterampilan lagi selain bekerja sebagai buruh rokok. Ada keterampilan yang memang dibutuhkan oleh pekerja tersebut," katanya.
Bantuan yang diberikan berbagai jenis, ada mesin jahit, alat pembuat kue, hingga kebutuhan fesyen.
Wahyu menegaskan, upaya ini dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan sumber penghasilan lainnya.
Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan.
"Tadi kami berikan juga bantuannya, termasuk juga pelatihan dan bimbingan teknis agar mereka bisa menggunakan barang-barang yang telah diberikan," tegas Wahyu.
Kadiskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, saat ini, Pemkot Malang terus mendorong usaha mikro naik kelas menjadi usaha kecil dengan omzet Rp 5 miliar.
Sedangkan yang usaha kecil bisa meningkat jadi usaha menengah dengan modal di atas Rp 5 miliar.
Sesuai data BPS, jumlah UMKM di Kota Malang berbagai jenis usaha sebanyak 29.058.
Adapun usaha kuliner tumbuh signifikan sejalan dengan kemajuan pariwisata dari sebelumnya sekitar 16.417 usaha tahun 2023.
"Ini upaya yang secara bertahap membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Malang. Pertumbuhan ekonomi yang berbasis komunitas di tingkat kelurahan," kata Eko.
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.