SURYA.co.id - Gelagat Rosliana, majikan yang tega menyiksa Asisten Rumah Tangganya (ART) di Batam ramai jadi sorotan publik.
Pasalnya, meski sudah ditangkap dan diborgol akibat perbuatannya, ia masih tampak santai.
Wanita berambut bondol itu justru mengurai alibi dirinya tidak salah.
"Saya simpan, saya punya bukti-buktinya," kata Roslina, melansir dari Tribun Batam
Tak berselang lama, Roslina pun akhirnya ditangkap polisi lalu dijadikan tersangka.
Saat dihadirkan di depan awak media pada Senin (23/6/2025) malam, Roslina terlihat masih santai.
Meskipun sudah mengenakan baju tahanan dan tangannya diborgol, Roslina tetap menampakkan raut bak tak merasa bersalah.
Ekspresi santai Roslina tampak berbeda jauh dengan tersangka lainnya yakni Merlin.
Terlihat mata Merlin sembab usai jadi tersangka.
"Dua pelaku sudah kita tetapkan tersangka, R dan M. R merupakan majikan dan M ART," kata Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Debby Tri.
Terkait dengan kasus tersebut, tim penyidik masih melakukan penyelidikan.
Lebih lanjut, polisi juga mengungkap alasan tersangka tega menganiaya ART asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu secara sadis.
Ternyata pemicunya adalah karena hal sepele seperti korban pernah lupa menutup kandang anjing peliharaan majikan.
"Karena binatang peliharaannya terluka, pelaku R emosi dan melampiaskannya kepada korban dengan melakukan penganiayaan," ungkap AKP Debby Tri.
Sementara itu untuk Merlin, polisi juga menguak kekejamannya.
Masih berstatus sepupu korban, Merlin nekat memukuli Intan karena disuruh atasan.
"Tersangka M mengaku ikut memukul karena diperintah oleh majikan," kata AKP Debby Tri.
Bukan cuma penganiayaan secara fisik, Roslina juga menyiksa psikis Intan.
Diungkap penasehat perkumpulan keluarga Sumba di Batam, Yosep Yingokodie, Intan mengaku dirinya kerap dipanggil dengan nama-nama tak layak.
Intan pilu sering dipanggil dengan nama hewan bahkan PSK.
"Sama sekali tidak ada martabatnya diperlakukan begitu. Dia (Intan) tak dianggap manusia," ujar Yosep.
Bukan cuma itu, korban juga mengaku pernah disuruh melakukan hal-hal tak manusiawi.
Intan bercerita dirinya pernah diseret di kamar mandi, lalu dipaksa makan kotoran hewan hingga minum air dari septic tank.
"Bayangkan manusia disuruh makan t** an**** dan minum air comberan, bahkan bukan dipanggil namanya tapi sebutan seperti hewan najis dan perempuan murahan," pungkas Yosep marah.
Terkait gaji, nasib Intan tak kalah miris.
Bibi korban, Regina menceritakan curhatan Intan soal gaji selama setahun bekerja dengan tersangka.
Intan yang dijanjikan gaji Rp2 juta perbulan mengaku tidak pernah digaji penuh selama bekerja.
Intan cuma mendapatkan gaji Rp1,8 juta dan terus dipotong tiap bulannya.
Alasan sang majikan adalah karena gaji Intan harus dipotong lantaran biaya kehidupan mahal atau ada barang rusak.
"Kalau ada barang rusak, air atau listrik naik, itu potong dari gaji korban. Majikanya bilang karena mereka cuma tinggal berdua, pembantu yang harus tanggung semuanya," ujar Regina.
Pengakuan Paman Intan
Yulius, paman Intan, mengungkap awal mula keponakannya bisa bekerja di salah satu perumahan elite hingga menjadi korban penganiayaan di Batam oleh majikannya sendiri.
Saat ditemui di Polresta Barelang, Yulius mengaku jika Intan yang bekerja di Batam ART dibiayai oleh majikannya yang ia sapa dengan 'Bu Ros' dari Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, NTT, menuju Kota Batam, untuk bekerja.
Perjanjiannya seluruh biaya akan dikurangi dari gaji selama Intan bekerja.
Yulius juga mengaku mengenal baik sosok Bu Ros, majikan Intan.
Awalnya, ia meminta tolong kepada wanita itu agar keponakannya bisa bekerja di Batam untuk menambah pengalaman keponakannya itu.
"Awalnya saya minta tolong, dan Beliau menyanggupi dan membiayai seluruh akomodasi keberangkatan keponakan saya dari Sumba sampai ke Batam," ucap Yulius, Senin (23/6/2025).
Yulius menceritakan jika keponakannya sudah satu tahun belakangan bekerja di sana.
Hingga satu tahun ia bekerja di rumah 'Bu Ros' itu.
"Hari ini, Senin (23/6/2025) genap satu tahun, karena sesuai perjanjian keponakan saya bekerja satu tahun saja sama Beliau," katanya.
Yulius juga menceritakan jika selama ini mereka sering komunikasi dengan majikan Intan.
Saat berkomunikasi, majikan Intan menurutnya selalu menunjukkan foto yang menunjukkan Intan dalam keadaan baik-baik saja.
Yulius kaget saat mendapat informasi dari kampung mengenai kondisi Intan.
"Selama ini ke kami komunikasi pelaku sangat baik, ternyata faktanya berbeda. Makanya kami langsung mendatangi rumah Rs dan menjemput keponakan saya pada Sabtu (21/6/2025)," bebernya.
Saat melihat kondisi keponakannya babak belur, emosi Yulius langsung mendidih.
Namun karena saat ini mereka ramai-ramai, ia mencoba menahan emosinya.
"Saat melihat keponakan saya, saya sudah hampir gelap mata. Untunglah kami ramai. Jadi emosi saya bisa terkendali," ujarnya.
Menurutnya, jika tidak memikirkan dirinya sebagai Ketua Flobamora, mungkin ceritanya akan lain.
Ia juga bersyukur karena polisi gerak cepat dan menangkap terduga pelaku.
"Kami juga bersyukur, keponakan kami masih bisa diselamatkan. Saat ini sudah dirawat di rumah sakit," pungkasnya.
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.