SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Banjir yang menerjang kawasan Desa Jampit, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Minggu (29/6/20925), berdampak pada ketersediaan air bersih. Masyarakat terdampak terpaksa menggunakan air hujan untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Lantaran banjir yang juga memicu tanah tanah longsor di Gunung Gempit dini hari telah merusak saluran pipa yang mengalirkan air dari sumber di kawasan itu.
Menurut Haryono, Kepala Dusun Jampit, banjir terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Air setinggi lutut orang dewasa tiba-tiba mengalir dari gunung.
Warga sedesa pun segera terjaga, kemudian bekerja bakti mengalihkan aliran air yang sudah masuk ke permukiman ke arah lahan. "Saya bangunkan warga door to door, untuk membendung air agak tidak masuk ke permukiman," kata Haryono.
Ia menjelaskan, diperkirakan air banjir berasal dari Gunung Gempit yang diguyur hujan sejak Sabtu (28/6/2025) dini hari.
Sebenarnya ada aliran sungai di gunung itu, namun diduga tidak mampu menampung debit air yang kian tinggi. "Hujannya turun sejak pukul 05.00 WIB," jelasnya.
Kepala Desa Jampit, Dedi Andrianto menerangkan, air bersih sebenarnya sudah 3 hari mati ditambah banjir dan tanah longsor. Karena itu warga terpaksa menggunakan air hujan dan membeli air kemasan untuk konsumsi.
Dedi menjelaskan, aliran air bersih ke rumah-rumah warga sudah terhenti ditambah pipa yang mengalirkan air dari sumber mata air rusak diterjang banjir.
Sementara perbaikannya belum bisa dilakukan karena pihaknya belum berani menuju lokasi karena curah hujannya tinggi.
"Untuk mandi sekarang pakai air hujan. Untuk minum, Pemdes sedang mengusahakan air kemasan," terangnya.
Ia mengakui bahwa di Gunung Gempit sempat terjadi longsor. "Dari pengakuan warga, terdengar suara longsor," jelasnya.
Tugas Riski Bahana, Kepala Bidang Logistik, Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Bondowoso mengatakan, hari ini pihaknya sudah melakukan assessment. Hasilnya, memang perlu pengerukan aliran sungai sekitar 500 meter.
"Ada beberapa titik yang harus kita keruk ya aliran sungainya, kurang lebih sekitar 500 meteran," terang Tugas
Ia melanjutkan, pihaknya membawa logistik dan perawatan karena diprediksi 3-7 hari harus ada penanganan. "BPBD akan melaksanakan kegiatan kerja bakti di sini selama 7 hari. Sampai akses di sini bisa dibuka kembali," ujarnya.
Untuk air bersih pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan BUMD dan pihak swasta untuk membantu air kemasan.
"Untuk hari ini kita bawa bantuan logistik seperti makanan siap saji, lauk pauk, dan segala peralatan kegiatan kerja bakti," pungkasnya.
Sebelumnya, banjir luapan air di Desa Jampit memutus akses air bersih ke Dusun Jampit yang dihuni 187 KK dan Dusun Krepean dengan 234 KK. Kemudian lahan tanaman warga terdampak seluas 3 hektare.
Sejauh ini, banjir memang tidak sampai masuk ke permukiman warga. Namun karena khawatir banjir susulan terjadi seperti tahun 2017 lalu warga mengevakuasi dua orang lanjut usia (lansia) yang rumahnya dekat aliran sungai. "Warga yang sempat mengevakuasi lansia, ada dua orang," terang Haryono.
Ia mengatakan mereka diungsikan ke rumah anaknya yang berada di posisi lebih tinggi. Dan di dekat pusat aliran air banjir ada 17 rumah warga yang berpotensi terdampak banjir. "Semua diungsikan karena rumahnya dekat aliran sungai," jelasnya.
Namun ia menegaskan bahwa banjir tidak sampai masuk ke permukiman karena masyarakat sudah bergotong royong mengalihkan banjir ke lahan perkebunan.
Bu Sipol, warga Dusun Jampit mengaku tidak tidur selama dua malam terakhir karena hujan deras dan ia takut tiba-tiba banjir bandang datang saat malam. "Dua malam saya tak tidur," katanya. *****
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.