BANJARMASINPOST.CO.ID - Pengelola restoran cepat saji KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), resmi melepas sebagian kepemilikan di anak usahanya, PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI).

FAST menjual 15 persen saham JAI kepada PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN) dengan nilai transaksi Rp54,44 miliar. Aksi korporasi ini efektif per 30 Juni 2025.

SFN dikendalikan Liana Saputri, putri sulung pengusaha asal Kalimantan Selatan (Kalsel) H Andi Syamsudin Arsyad atau yang lebih dikenal dengan Haji Isam, yang memiliki 45 persen saham.

Dua pemegang saham lain, Putra Rizky Bustaman dan Bani Adityasuny Ismiarso, masing-masing memegang 45 persen dan 10 persen.

Meskipun melepas 41.877 lembar saham baru Seri A JAI, FAST tetap menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 55 persen.

Manajemen FAST menyebut transaksi ini bertujuan memperkuat struktur permodalan JAI sekaligus membuka peluang kerja sama strategis. Salah satu fokusnya efisiensi rantai pasok ayam.

“Dengan struktur kepemilikan baru, kami berharap fleksibilitas dan efisiensi operasional JAI meningkat, namun tetap sejalan dengan arah strategis FAST sebagai pemegang kendali,” tulis FAST dalam keterbukaan informasi, Kamis (3/7/2025).

Perhelatan Batulicin Festival (Batfest) 2024 di Pantai Jhonlin Festival baru saja sukses digelar sejak 27 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025. Pagelaran tahun keempat itu pun menjadi momen spektakuler diakhir pergantian tahun 2024 ke 2025. 
Perhelatan Batulicin Festival (Batfest) 2024 di Pantai Jhonlin Festival baru saja sukses digelar sejak 27 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025. Pagelaran tahun keempat itu pun menjadi momen spektakuler diakhir pergantian tahun 2024 ke 2025.  (Jhonlin Group)

Industri Masih Tertekan

Masuknya investor baru membawa harapan, tapi prospek bisnis FAST belum sepenuhnya cerah.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menilai tekanan di industri restoran cepat saji masih tinggi.

“Industri ini masih menghadapi tekanan berat, mulai dari kompetisi yang ketat, tingginya biaya operasional, hingga lemahnya daya beli masyarakat. Efek kampanye boikot juga masih terasa,” kata Wafi kepada Kontan, Jumat (4/7/2025).

Ia menyebut dampak boikot juga dirasakan merek global seperti McDonald’s, Pizza Hut, Dunkin, dan Starbucks.

“Penurunan traffic pelanggan bersifat signifikan dan terjadi secara merata. KFC perlu segera melakukan kampanye antiboikot yang masif, menekan biaya operasional, dan berharap pada pemulihan daya beli masyarakat,” lanjutnya.

Bisnis Hulu Jadi Tumpuan

Meski tekanan eksternal masih kuat, FAST punya pijakan dari integrasi bisnis hulu JAI.

JAI mengelola rantai pasok secara penuh. Mulai dari pabrik pakan ternak, peternakan ayam, sampai fasilitas pengolahan daging ayam. Strategi ini dipercaya bisa menurunkan biaya bahan baku.

Manajemen FAST juga optimistis kerja sama dengan SFN akan memperkuat pasokan sekaligus menekan struktur biaya. SFN memiliki lini bisnis sejenis di sektor produksi dan pengolahan ayam.

Banjarmasinpost.co.id/Kontan

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.