TRIBUNMADURA.COM - Jam istirahat RM, siswa MAN Kota Tegal, Jawa Tengah, berubah menjadi tragedi dalam seketika. 

Seruan kakak kelasnya yang bernama Pandu (18) pada Kamis (7/8/2026) tak disangka-sangka menjadi awal dari tragedi itu. 

Remaja laki-laki berusia 17 tahun itu lalu dipaksa oleh kakak kelasnya bernama Pandu (18) ke kamar mandi. 

Di sana dia dihajar hingga luka membekas di wajahnya. 

Kejadian ini dibenarkan oleh ibu RM, Chaeriyah. 

Mata wanita berusia 49 tahun itu berkaca-kaca menceritakan kronologi di rumah sederhananya. 

Dia juga menunjukkan foto luka yang diderita sangat buah hati; bibir bagian dalam atas dan bawah robek sementara gigi rahang atas bagian bawah dan atas goyang. 

Atas kekejian itu, sebagai ibu, Chaeriyah melaporkan Pandu ke Polres Tegal Kota. 

"Saya minta keadilan, saya bukan mau menjelekkan nama MAN."

"Saya tidak terima anak saya disakiti, dianiaya," katanya, Jumat (8/8/2025).

Menurut Chaeriyah, anaknya RM dianiaya oleh pelaku karena dekat dengan seorang perempuan. 

Anaknya pun tidak tahu menahu jika perempuan tersebut dekat dengan pelaku Pandu (18).

Tapi belum ada satu pekan, pelaku mengetahui kedekatan itu.

"Pada Kamis (7/8/2025), anak saya dicari oleh cowoknya, kakak kelasnya, namanya Pandu."

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

"Dia cari ketika jam istirahat, tanya ke teman-temannya anak saya, dikasih tahu di kantin," ungkapnya.  

"Di kantin dia tanya, mana yang namanya Rizki. Karena tidak kenal anak saya menjawab."

"Kamu ke sini, ikut saya," kata Chaeriyah menirukan Pandu.

Chaeriyah mengatakan, anaknya lalu mengikuti dan berjalan di belakang pelaku.

Tidak tahunya, pelaku masuk ke toilet dan menyuruh anaknya untuk ikut, lalu pintunya dikunci.

Tanpa lampu, kamar mandi temaram dengan penerangan minim, melansir dari Tribun Jateng.

Di tembok bertuliskan 'Mirhad Ar-Rijal' dalam bahasa Arab yang berarti toilet pria.

Kemudian di dalam salah satu toilet ada tulisan 'Toilet Kramat, Awas Ada CCTV, dan Kamu Diintai Jangan Lupa Lihat Kanan Kiri'.

"Habis dikunci, anak saya dicekik."

"Karena tidak bisa nafas, ditangkislah tangannya."

"Pelaku malah memukul pelipis anak saya sampai kepalanya benturan dengan tembok," ujarnya. 

Masih berlanjut, menurut Chaeriyah, pelaku memukul tiga kali bibir anaknya sampai berdarah. 

Tetapi anaknya berontak dan bisa melarikan diri dari toilet.

"Setelah keluar anak saya lari sambil kencing di celana saking ketakutannya."

"Lari ke ruang BK, di situ ditolong guru BK, sampai guru kelasnya menangis," jelasnya. 

Chaeriyah baru saja melaporkan Pandu ke Polres Tegal Kota dengan harapan tak ada lagi korban.

"Agar anak saya juga ditanggung keselamatannya," jelasnya.

Chaeriyah (49) menunjukkan surat laporan yang disampaikan ke Polres Tegal Kota atas dugaan penganiayaan Pandu terhadap anaknya Rizki.
Chaeriyah (49) menunjukkan surat laporan yang disampaikan ke Polres Tegal Kota atas dugaan penganiayaan Pandu terhadap anaknya Rizki. (Tribun Jateng/Fajar Bahruddin Achmad)

Seorang siswa kelas 9 yang tidak mau menyebutkan namanya mengaku melihat kejadian pemukulan itu. 

Setelah kejadian, di melihat seorang siswa yang dibawa dalam kondisi berdarah. 

Tribunjateng.com sudah berusaha mendatangi sekolah setelah waktu salat Jumat, tetapi sudah tidak ada kepala sekolah, kesiswaan, maupun guru. 

Jam sekolah selesai pukul 11.30.

Meski begitu, sekolah ramai oleh puluhan pelajar yang mengikuti estrakurikuler.

Sementara itu, tindak kekerasan di sekolah juga terjadi di Sumenep, Jawa Timur, pada Selasa (5/8/2025) pukul 13.00 WIB.

Siswa kelas 3 SD sampai mengalami memar di pipi.

Korban diketahui berinisial Y itu masih duduk di bangku kelas tiga, dan pelakunya diduga teman sekelasnya berinisial H.

Akibat peristiwa bullying itu, korban mengalami luka memar di pipi kirinya.

Sehingga, orang tua korban langsung membawa anaknya ke RSUD dr H Moh Anwar Sumenep di Jl Dr Cipto Kecamatan Kota.

KASUS BULLYING - Tampak dari depan sekolah SDIT Al Hidayah Sumenep di Jl. Siwalan Desa Pangarangan Kecamatan Kota pada Kamis (7/8/2025). SDIT Al-Hidaya diterpa kabar bullying.
KASUS BULLYING - Tampak dari depan sekolah SDIT Al Hidayah Sumenep di Jl. Siwalan Desa Pangarangan Kecamatan Kota pada Kamis (7/8/2025). SDIT Al-Hidaya diterpa kabar bullying. (TribunMadura.com/Ali Syahbana)

"Setelah saya visum, ditemukan memar di bagian pipinya. Anak saya sampai trauma atau merasa takut yang mau masuk ke sekolahnya lagi," tutur Debri, orang tua korban pada TribunMadura.com, Rabu (6/8/2025).

Orang tua dari korban ini mengaku heran terhadap pihak sekolah, sebab kasus ini terjadi di lingkungan sekolah yang beralamat di Jl Siwalan Desa Pangarangan Kecamatan Kota.

"Pihak sekolah ini gimana, kok tidak ada tindakan tegas terhadap pelaku yang melakukan bullying terhadap anak saya. Seharusnya, pelakunya itu dipanggil begitu juga dengan orang tuanya," kesalnya.

Sebagai orang tua, dirinya menyayangkan tindakan bullying tersebut.

Karena dari pihak sekolah tidak memberikan respon tindakan apapun terhadap pelaku.

"Karena sejak kemarin atau setelah kejadian perundungan ini tidak ada iktikad baik," sebutnya.

Terpisah, Kepala SDIT Al Hidayah Sumenep Ustadz Afil saat dikonfirmasi menampik bahwa kasus bullying di lingkungan sekolahnya tersebut dibiarkan.

Sebab, pihaknya mengaku bahwa pihaknya memiliki prosedur penanganan sendiri.

"Kami dari pihak sekolah melaksanakan (penanganan) sesuai prosedur yang berlaku di sekolah," singkatnya.

Bahkan, pihak sekolah beserta dengan orang tua yang memukul sudah berusaha mengunjungi kediaman korban.

Tujuannya, untuk melakukan silaturahmi dan menanyakan kondisi korban.

Sekaligus meminta maaf atas kejadian itu.

Namun kata Afif  pihaknya belum berhasil bertemu dengan pihak keluarga korban.

"Insyaallah pihak sekolah akan kembali bersilaturahmi," terangnya.

----- 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.