SURYA.CO.ID - Rafael Hutabarat berhasil lolos seleksi tingkat pusat Akademi Kepolisian (Akpol) 2025, yang digelar Staf Sumber Daya Manusia Kepolisian Negara Republik Indonesia (SSDM Polri).
Sebelum melaju ke tingkat pusat, ia mendapat peringkat 1 seleksi panitia daerah yang digelar Biro SDM Polda Sumatera Selatan (Sumsel).
"Pada saat dites di daerah saya mendapatkan peringkat 1 di Polda Sumsel."
"Lari saya 3.000 meter dalam 12 menit," kata Rafael dalam video yang diunggah Polri di akun Tiktok resmi, @polisi_Indonesia.
Saat itu, Polda Sumsel mengirim 13 peserta ke tahap pusat yang terdiri dari 10 calon Tarunan dan 3 calon Taruni.
Namun, hanya delapan peserta yang berhasil lulus setelah melewati dua tahap seleksi ketat di tingkat nasional.
Proses seleksi ke tingkat pusat terbagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama, meliputi pemeriksaan administrasi, tes kesehatan, wawancara psikologi, serta penelusuran mental dan kepribadian.
Kemudian, para peserta harus menghadapi tes akademik berbasis Computer Assisted Test (CAT), uji kesamaptaan jasmani, serta pemeriksaan penampilan fisik dan sikap.
Tahap ini terpilih para peserta terbaik, termasuk delapan wakil dari Polda Sumsel.
Melalui ujian berlika-liku ini, usaha Rafael terbayar kala Sidang Akhir Seleksi Tingkat Pusat Taruna Akpol tahun Anggaran 2025 menyatakan dirinya lulus terpilih.
Dia berpesan kepada para calon taruna yang hendak mengikuti seleksi periode berikutnya, untuk meneguhkan tekad dan terus berjuang.
"Pesan untuk catar-catar lain, jangan dengerin kiri atau kanan. Terus maju, pantang mundur, karena Tuhan pasti memberikan jalan ke umatnya yang terus berusaha," pungkas Rafael.
Impian Sejak Kecil
Rafael tinggal bersama orang tua, Nazarudin Hutabarat dan Asna Mariati Malau, di Banyuasin, Sumsel.
Orang tua Rafael bekerja di Pasar Azhar Kenten Laut sebagai tukang sayur.
"(Orang tua) bekerja sebagai tukang sayur di Pasar Kenten Azhar atau Kenten Laut," ujar Rafael.
Ia terbiasa bekerja keras membantu sang ibu.
Namun, rutinitasnya berubah ketika impian masuk Akpol semakin kuat.
Ia pun mulai mempersiapkan diri dengan berlatih.
Setiap pagi, tepatnya pukul 04.00 WIB, ia bangun dan bersiap mengantar ibunya ke pasar.
Kemudian ia mulai berolahraga.
"Bagaimana cara saya mendapatkannya (lari sejauh 3 km dalam 12 menit)? Jam 4.00 subuh saya bangun untuk mengantar Ibu ke pasar."
"Selanjutnya saya jogging jam 06.00 sampai jam 08.00 WIB," tutur Rafael.
Latar belakang orang tua menjadi motivasi Rafael untuk lebih giat dalam meraih cita-cita.
Ia tidak minder, justru bangga dengan orang tuanya yang menurutnya pekerja keras.
Rafael juga diketahui mengikuti bimbingan belajar untuk seleksi sekolah kedinasan.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.