Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Fenomena gagal ginjal pada anak belakangan ini marak terjadi, kasusnya dari tahun ke tahun pun terus mengalami peningkatan.

Yayasan Ginjal Anak Indonesia mencatat, saat ini setidaknya ada 20 anak di Jakarta menderita gagal ginjal.

Mayoritas anak-anak tersebut pun kini harus menjalani cuci darah secara rutin dua kali seminggu.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta pun buka suara terkait fenomena penyakit gagal pada anak itu.

Wakil Kepala Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia bilang, berbagai upaya sudah dilakukan guna mendeteksi penyakit gagal ginjal ini sejak dini.

Salah satunya lewat program Cek Kesehatan Gratis (CKG) berbasis sekolah yang kini tengah digencarkan.

“Manfaat mengikuti CKG tidak hanya untuk tenaga kesehatan dan sekolah memantau kesehatan siswa, tapi juga untuk siswa sendiri dan orangtuanya membiasakan melakukan pemeriksaan kesehatan,"

"Sehingga bisa sadar dengan pentingnya menjaga kesehatan sejak muda dan mengenali sejak dini kalau ada gangguan kesehatan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (10/8/2025).

Untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti gagal ginjal ini, Dinkes DKI Jakarta juga tengah mengadakan pembudayaan hidup sehat untuk remaja yaitu program ‘JakSTAR’.

Melalui program ini, siswa di sekolah diajak untuk lebih banyak melakukan aktivitas sehat sehari-hari, seperti berjalan kaki, olahraga, dan memilih makanan/minuman sehat.

“Supaya tidak membosankan untuk siswa, program ini berbentuk gamifikasi. Setiap melakukan aktivitas sehat tersebut, siswa bisa upload ke dalam aplikasi yang akan dinilai dalam point,” ujarnya.

Setiap mencapai total point tertentu, para murid akan maju ke babak selanjutnya sampai puncak di babak ke-4.

Dwi menyebut, program ini berlangsung sampai akhir Agustus ini dan saat ini dilaksanakan di 44 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Dinkes DKI Jakarta pun membuka peluang untuk terus mengembangkan program ini dan memperbanyak sekolah yang terlibat.

20 Anak di Jakarta Menderita Gagal Ginjal

Kasus gagal ginjal pada anak di Jakarta meningkat beberapa tahun terakhir.

Ketua Yayasan Ginjal Anak Indonesia, Agustya Sumaryati mengatakan, saat ini tercatat 20 anak di DKI Jakarta menderita gagal ginjal.

“Dari total 60 anak yang kami dampingi di seluruh Indonesia, 20 di antaranya berasal dari Jakarta. Kemudian 30 di Jawa Barat, selebihnya ada di Banten. Ada juga 1 di Jambi dan 1 di Sumatera Selatan," kata Agustya saat diwawancarai TribunJakarta.com di kantornya, Kamis (7/8/2025).

Agustya mengatakan, mayoritas dari anak-anak tersebut kini menjalani cuci darah secara rutin dua kali seminggu, termasuk anak-anak usia sekolah dasar. 

Kondisi ini berdampak pada aktivitas mereka, termasuk pendidikan yang kerap terganggu.

“Kebanyakan dari mereka jadi sekolahnya terganggu karena harus bolak-balik rumah sakit. Karena kita tahu kalau sudah cuci darah ya mereka harus menjalaninya seumur hidup,” kata dia.

Lebih lanjut, Agustya menjelaskan bahwa penyebab gagal ginjal pada anak-anak belakangan ini bukan hanya karena kelainan bawaan.

Namun juga dipengaruhi oleh pola hidup yang kurang sehat, seperti konsumsi minuman berpemanis dan kurang minum air putih.

“Di awal-awal yayasan berdiri tahun 2016, banyak yang karena kelainan bawaan sejak bayi. Tapi sekarang banyak yang karena gaya hidup. Termasuk di Jakarta,” katanya.

Meskipun prosedur cuci darah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun tidak semua kebutuhan pengobatan terpenuhi, seperti obat-obatan jangka panjang, vitamin, susu, dan kebutuhan penunjang lainnya.

“Yang dicover BPJS itu biasanya hanya untuk dua minggu, padahal kebutuhan anak-anak ini bisa untuk satu bulan penuh. Sisanya harus ditanggung keluarga,” jelas Agustya. 

Agustya mengatakan, Yayasan Ginjal Anak Indonesia hingga kini masih berjuang secara independen untuk mendampingi pasien anak penderita gagal ginjal, termasuk di Jakarta. 

Terlebih, masih minimnya edukasi masyarakat soal penyakit ini juga menjadi tantangan tersendiri.

“Banyak orang masih mengira gagal ginjal itu hanya penyakit orang tua. Padahal anak-anak pun bisa terkena, bahkan sejak usia 4 tahun,” tegasnya.

Dalam tahun 2025 ini, yayasan mencatat sebanyak 18 anak penderita gagal ginjal meninggal dunia, dengan setengah di antaranya berasal dari Jakarta.

Penyebab Gagal Ginjal pada Anak

Di tahun 2024 lalu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan riset terhadap penyakit gagal ginjal yang diderita oleh anak-anak.

Saat itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI, Ani Ruspitawati mengatakan, gagal ginjal anak disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan lahir) dan penyakit primer pada glomerulus ginjal seperti glomerulonefritis, sindroma nefrotik, obstruksi dan sebagainya. 

"Adapun gaya hidup atau perilaku konsumsi jajanan tidak sehat bukanlah penyebab utama gagal ginjal pada anak, namun dapat berkontribusi terhadap penyakit gagal ginjal pada anak secara tidak secara langsung," ungkap Ani kepada Warta Kota dalam sesi eksklusif Liputan Khusus Gagal Ginjal Anak dikutip dari Warta Kota.

Kata Ani, yang perlu diperhatikan adalah anak usia sekolah yang memiliki faktor risiko obesitas dan tekanan darah tinggi.

Sebab, konsumsi jajanan mengandung gula, garam dan lemak yang tidak terkendali dapat mengakibatkan anak mengalami obesitas.

"Obesitas inilah yang perlu dicegah dan dikendalikan melalui edukasi secara dini kepada anak dan orang tua terkait kandungan GGL pada makanan," tegasnya.

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.