SERAMBINEWS.COM - Gigi yang tampak kekuningan tidak selalu disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi yang buruk.

Warna gigi juga sangat dipengaruhi oleh pola makan dan kebiasaan sehari-hari yang kerap dilakukan tanpa disadari.

Beberapa kebiasaan sederhana seperti kurang minum air putih dapat memicu penumpukan noda pada enamel gigi.

Air liur berfungsi sebagai pembersih alami mulut, sehingga ketika tubuh kurang terhidrasi, sisa makanan dan pigmen lebih mudah menempel di permukaan gigi.

Selain itu, penggunaan produk pemutih gigi tanpa anjuran dokter justru berisiko merusak enamel.

Alih-alih membuat gigi lebih putih, pemakaian berlebihan dapat menyebabkan lapisan pelindung gigi terkikis dan membuat warna gigi tampak semakin kuning dalam jangka panjang.

Faktor makanan juga memiliki peran besar terhadap perubahan warna gigi. Konsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan keasaman di dalam mulut, sehingga enamel menjadi lebih rentan menyerap noda.

Kebiasaan minum teh secara rutin juga berkontribusi karena kandungan tanin di dalamnya mudah menempel dan meninggalkan warna kekuningan pada gigi.

Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini penjelasan lengkapnya.

Baca juga: Jangan Dianggap Sepele! 5 Dampak Perut Buncit bagi Kesehatan, Risiko Diabetes Mengintai

1. Kebiasaan minum teh

Teh mengandung tanin, yaitu senyawa tumbuhan yang mengikat enamel dan menyebabkan noda kuning atau cokelat.

Penelitian menunjukkan bahwa teh lebih mudah menodai gigi daripada kopi karena memiliki konsentrasi tanin yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, kurangnya hidrasi berarti lebih banyak noda. Jadi ini adalah satu alasan lagi untuk tetap terhidrasi dengan cukup.

3. Pakai obat kumur berwarna

Beberapa obat kumur menggunakan pewarna buatan.

Beberapa obat kumur berwarna, seperti yang berwarna biru, hijau, dan merah muda, dapat menodai enamel gigi, terutama jika digunakan terlalu sering.

Oleh karena itu, pilihlah obat kumur yang bebas pewarna dan bebas alkohol.

Gunakan sekali sehari kecuali jika dokter menyarankan lebih dari itu.

4. Konsumsi kunyit dalam jangka panjang

Kunyit merupakan salah satu makanan kaya manfaat untuk kesehatan.

Namun, jika dikonsumsi terlalu sering, kunyit dapat mempengaruhi warna gigi.

Pigmen alami kunyit, kurkumin, melekat kuat pada enamel gigi, menjadikannya salah satu pewarna berbasis makanan yang paling ampuh.

5. Tak sikat gigi saat malam hari

Malam hari adalah waktu ketika bakteri berkembang biak paling cepat, sehingga noda menempel lebih dalam pada enamel gigi.

Inilah sebabnya mengapa dokter gigi merekomendasikan menyikat gigi dua kali sehari selama 2 menit dengan pasta gigi berfluorida.

Dan salah satu waktu yang disarankan adalah sebelum tidur.

Gunakan sikat berbulu lembut dan gerakan melingkar yang lembut.

Jangan lupa ganti sikat setiap 3 bulan untuk menjaga kebersihan dan fungsinya tetap optimal.

6. Asupan manis berlebih

Setiap kali ngemil, pH mulut menurun, melunakkan enamel dan membuatnya lebih rentan menyerap noda.

Para ahli mencatat bahwa keasaman melemahkan enamel, meningkatkan risiko perubahan warna.

7. Pakai produk pemutih tanpa saran dokter

Penggunaan pemutih gigi secara berlebihan dapat mengikis enamel.

Dampaknya gigi jadi menguning dalam jangka panjang, yang merupakan kebalikan dari efek yang diinginkan.

Lebih baik gunakan produk pemutih hanya yang disarankan dokter.

Hindari produk abrasif seperti arang.

8. Bubuk protein

Pewarna buatan dalam suplemen beraroma menempel pada enamel.

Beberapa bubuk protein bersifat asam, mempercepat pengikisan enamel dan penyerapan noda.

9. Sikat gigi segera setelah makan

Menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makanan asam (jeruk, soda, tomat) dapat mendorong pigmen ke dalam enamel yang melunak, sehingga memperburuk noda.

Para ahli juga memperingatkan bahwa enamel gigi melunak sementara setelah terpapar asam.

10. Bernapas dengan mulut

Bernapas melalui mulut mengeringkan air liur, yang merupakan pembersih alami mulut.

Studi menunjukkan bahwa berkurangnya air liur meningkatkan noda, penumpukan plak, dan kerusakan enamel.