SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Awal tahun 2026 bisa menjadi titik balik sejarah bagi Sriwijaya FC. Klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini tengah berada di persimpangan jalan, bangkit dari keterpurukan atau terjerembab ke Liga 3.

Elang Andalas kini terpuruk di dasar klasemen grup barat Pegadaian Championship 2025/26 dengan hanya 2 poin dari 13 laga, terpaut 9 angka dari Persekat Tegal. Kekalahan terbaru Sriwijaya FC 1-3 dari PSMS Medan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring semakin menegaskan betapa rapuhnya skuat yang ditinggalkan banyak pemain akibat krisis finansial.

Momen Sriwijaya FC agar bisa bertahan di kompetisi Pegadaian Championship 2025/26 itu dengan suntikan finansial yang dikabarkan bakal hadirnya investor yang mengakuisisi saham kepemilikan Elang Andalas, serta jor-joran mendatangkan pemain gacor pada bursa transfer 10 Januari - 6 Februari 2026.

Sebaliknya jika investor batal menyuntikkan dana ataupun mengakuisi, PT Digi Sport Asia yang selama ini menjadi pemegang saham mayoritas PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) selaku manajemen pengelola Sriwijaya FC harus berusaha lebih keras lagi membiayai tim ini agar tidak terdegradasi ke Liga 3 (Liga Nusantara) musim depan.

Sriwijaya FC dengan sisa pemain yang ada hingga laga ke-13 Pegadaian Championship 2025/26 masih menjadi juru kunci peringkat 10 klasemen sementara grup wilayah barat dengan raih 2 poin. Terpaut 9 angka dengan Persekat Tegal yang berada di peringkat 9 (13 poin).

Dari pantauan Sripoku.com, pasca laga ke-13 ditekuk PSMS Medan dengan skor 1-3 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sabtu (27/12/2025) lalu, skuat masih belum menggelar latihan persiapan untuk menghadapi laga selanjutnya.

Sriwijaya FC akan menjalani laga ke-14 menghadapi PSPS Pekanbaru di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Minggu (4/1/2026) pukul 15.30 mendatang. 

Ketika hal ini dikonfirmasikan, pelatih kepala Sriwijaya FC Budi Sudarsono tidak menampik belum adanya kejelasan dari pihak manajemen untuk menggelar latihan persiapan tim Elang Andalas.

Budi Sudarsono yang mantan striker Timnas Indonesia dengan julukan Ular Piton dan Budigol ini tidak menampik kemungkinan Sriwijaya FC baru akan latihan pada saat OT (Official Training) seperti jelang menghadapi PSMS Medan laga ke-13 yang lalu.

"Kayaknya sama (seperti hendak melawan PSMS Medan)," kata Budi Sudarsono.

Usai pertandingan lawan PSMS Medan, Pelatih Sriwijaya FC, Budi Sudarsono, mengakui kondisi tim yang jauh dari ideal.

Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Laskar Wong Kito untuk tetap bertahan di kompetisi profesional Indonesia.

Keterbatasan skuat akibat persoalan finansial membuat tim harus tampil dengan pemain seadanya.

Pelatih kelahiran Kediri (Jawa Timur) 19 September 1979 ini menegaskan fokus utamanya saat ini adalah memastikan tim tetap bisa bertanding di setiap laga.

“Kalau saya sih yang penting tidak WO sajalah, bagaimanapun main yang penting di lapangan ada 11 pemain,” ujar Budi Sudarsono dalam sesi post match press conference usai pertandingan, Sabtu (28/12/2025).

Sebagai mantan pemain Sriwijaya FC, Budi menyayangkan kondisi klub yang kembali harus kehilangan sejumlah pemain akibat masalah finansial yang belum kunjung terselesaikan.

Meski demikian, dengan skuat terbatas, Sriwijaya FC masih mampu memberikan perlawanan melalui lini depan yang diisi Fiwi Dwipan, Sutan Zico, dan Nadhif Girosta.

Di lini tengah, Farhan Rahman harus bekerja ekstra dengan peran ganda sebagai gelandang bertahan sekaligus menyerang karena minimnya opsi pemain.

Kedalaman skuat yang tidak seimbang membuat Sriwijaya FC kesulitan menghadapi tim PSMS Medan asuhan Kas Hartadi dengan persiapan matang.

BUDI AWASI PERTANDINGAN
BUDI AWASI PERTANDINGAN - Head coach Budi Sudarsono mengawasi permainan skuat Sriwijaya FC pada laga ke-13 Pegadaian Championship 2025/26 kontra PSMS Medan dengan skor 1-3 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sabtu (27/12/2025) lalu,

Baca juga: Dua Tragedi Warnai Kemenangan Sumsel United atas FC Bekasi City

Kesalahan umpan yang kerap terjadi juga membuat Elang Andalas sulit membongkar pertahanan lawan.

“PR kita sebenarnya banyak sekali. Kita hanya punya enam pemain cadangan, dua kiper dan empat pemain. Kalau mau mengubah strategi, pilihan kita sangat terbatas,” ungkap Budi.

Ia menilai pemain yang bertahan masih memiliki potensi, namun membutuhkan latihan intensif serta dukungan fasilitas dan finansial yang memadai.

Sementara Direktur Olahraga PT SOM, Anggoro Prajesta maupun Juru Bicara Manajemen Sriwijaya FC, Muhammad Moeslim ketika coba dikonfirmasi, hingga kini masih belum memberikan penjelasannya. 

 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.