TRIBUNSTYLE.COM - Mendengar namanya, Es Kapal, mungkin sebagian orang langsung bertanya-tanya: apa itu Es Kapal? Bagaimana bentuknya? Dan tentu saja, bagaimana rasanya?

Sajian khas Solo ini memiliki sejarah panjang. 

Dikutip dari buku Kuliner Tradisional Solo karya Dawud Achroni, Es Kapal sudah populer di kalangan warga Solo sejak tahun 1950.

Nama “Es Kapal” sendiri berasal dari bentuk gerobak yang digunakan para pedagang untuk menjajakan minuman ini. 

Gerobak tersebut sedikit berbeda dengan gerobak pada umumnya karena salah satu sisinya berbentuk runcing, sehingga sekilas terlihat seperti kapal.

Uniknya, penggunaan bentuk gerobak ini bukan memiliki makna khusus. 

Baca juga: 5 Restoran Ramah Anak Cocok untuk Family Time Tahun Baru di Solo, Ada Nuansa Alam hingga Vintage

Tujuannya hanyalah untuk menarik perhatian pembeli. 

Strategi ini terbukti efektif, sebab hingga kini Es Kapal tetap menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan.

Minuman ini terbuat dari campuran es serut, santan, dan sirup cokelat yang dibuat dari gula jawa. 

Kombinasi ini menghasilkan rasa manis legit yang segar.

Yang membuat Es Kapal semakin unik adalah cara penyajiannya. 

Minuman ini biasanya dilengkapi dengan sepotong roti tawar, yang disantap dengan cara dicelupkan ke dalam es. 

Cara menikmatinya memberi sensasi berbeda dibandingkan hidangan es lainnya.

Harga segelas Es Kapal juga sangat terjangkau, hanya Rp 5.000 per gelas.

Jika ingin mencicipi minuman manis ini, salah satu spot favorit adalah di kawasan Laweyan, tepatnya di seputaran Museum Keris Nusantara. 

Beberapa pedagang menjajakan Es Kapal di sekitar area ini, salah satunya di seberang Kantor Koramil Wilayah Laweyan.

Es Kapal bukan sekadar minuman, tapi juga bagian dari tradisi kuliner Solo yang unik dan patut dicoba bagi siapa pun yang datang ke kota ini.

(TribunStyle.com/Putri Asti)

• Jangan lewatkan berita-berita TribunNewsmaker.com tak kalah menarik lainnya di Google News , Threads dan Facebook