TRIBUNCIREBON.COM- Setelah memutuskan kontrak dengan pelatih sebelumnya, Carlos Pena, Persija Jakarta akhirnya bergerak cepat untuk mencari penggantinya.
Yang terbaru, Tim Macan Kemayoran merekrut Mauricio Souza.
Juru taktik asal Brasil itu juga bukan nama yang asing bagi pencinta sepak bola di Tanah Air.
Pasalnya, pelatih berusia 51 tahun itu pernah berkarier di Indonesia ketika mengasuh Madura United pada 2023-2024.
Sebetulnya, rekam jejak Mauricio Souza cukup mengesankan. Ketika itu dia berhasil membawa Laskar Sappe Kerab bersaing di BRI Liga 1 2024/2025, hingga berada di peringkat keempat klasemen.
Posisi inilah yang turut membawa Madura United lolos ke fase championship series dan melenggang hingga final. Sayangnya, ketika itu mereka harus mengakui keunggulan Persib Bandung.
Sementara itu, Gerak cepat Persebaya Surabaya dalam perekrutan pemain menjadi sinyal tak ingin mengulang performa inkonsisten di kompetisi sebelumnya.
Hal ini diperkuat setelah Risto Mitrevski resmi didatangkan dari Dewa United untuk menggantikan Slavko Damjanovic di pusat pertahanan. Bek asal Makedonia Utara ini membawa catatan impresif 13 clean sheet dari 30 laga musim lalu.
Gali Freitas menambah opsi tajam di sektor sayap dengan kecepatan luar biasa khas winger Timor Leste. Pemain yang sempat diincar Persib Bandung ini sebelumnya memperkuat PSIS Semarang.
Koko Ari Araya kembali ke Gelora Bung Tomo setelah dua musim membela Madura United dan langsung mendapatkan sambutan hangat Bonek-Bonita.
Fullback andalan ini diharapkan mengulang penampilan apiknya untuk memperkuat pertahanan lebar.
Selain trio anyar, Persebaya Surabaya mempertahankan Alfan Suaib, Andhika Ramadhani, Arief Catur Pamungkas, Bruno Moreira, Dejan Tumbas, Dime Dimov, Ernando Ari Sutaryadi, dan Flavio Silva.
Sisa skuad yang bertahan meliputi Francisco Rivera, Kadek Raditya, Malik Risaldi, Mikael Tata, Randy Hanson May, Rizky Dwi Pangestu, dan Toni Firmansyah.
Komposisi inti ini diyakini menjaga kekompakan tim sekaligus kesinambungan gaya permainan.
Secara keseluruhan, 70–80 persen komposisi tim musim lalu dipertahankan untuk menjaga stabilitas dan chemistry skuad. Manajemen melanjutkan negosiasi guna menambah tiga hingga empat pemain di posisi kunci.
Eduardo Perez Moran ditunjuk sebagai pelatih kepala untuk musim depan dengan misi mengembalikan kejayaan Green Force.
Ia akan dibantu oleh Shin Sang-gyu, Uston Nawawi, dan Felipe Americo Martins Goncalves di tim kepelatihan.
Baca juga: Bursa Transfer Persebaya, Bek Kanan Madura United Ini CLBK dengan Bajul Ijo: " Aku mbalek, Rek,"
Sebelumnya, Persebaya Surabaya resmi mengumumkan Eduardo Perez Moran sebagai pelatih baru pengganti Paul Munster yang kontraknya tidak diperpanjang.
Bajol Ijo, julukan Persebaya Surabaya ini, melakukan perombakan pemain dan jajaran pelatih untuk mengarungi kompetisi musim depan.
Dalam pengumuman resmi pada Selasa (3/6/2025), sebanyak sepuluh pemain serta dua staf pelatih resmi berpisah dengan klub berjuluk Bajul Ijo tersebut.
Dari total sepuluh pemain itu, tiga di antaranya adalah pemain asing, yakni Gilson Costa, Mohammed Rashid, serta Slavko Damjanovic.
Selain itu, Persebaya juga berpisah dengan tujuh pemain, yakni Andre Oktaviansyah, Riswan Lauhin, M. Hidayat, Ardi Idrus, Kasim Botan, Aditya Arya, dan Lalu Muhammad Rizki.
Sementara untuk dua staf pelatih yang tak lagi bekerja untuk Persebaya adalah Benyamin van Breukelen pelatih kiper dan Muhammad Alimuddin pelatih fisik.
Baca juga: PROFIL Risto Mitrevski, Bek Anyar Persebaya Surabaya Asal Makedonia Utara, Ini Statistikanya
"Terima kasih atas dedikasi dan kerja keras untuk Persebaya selama ini. Suka dan duka kita lalui bersama. Kami mendoakan semoga semuanya senantiasa sukses di karir selanjutnya. Sampai jumpa di lain kesempatan,” tulis laman resmi Persebaya.
Sementara itu, pada hari yang sama, Persebaya juga mengumumkan jajaran pelatih dan pemain baru.
Tiga pelatih anyar itu adalah Eduardo Perez asal Spanyol sebagai head coach, Shin Sang Gyu asal Korea Selatan sebagai asisten pelatih, dan Felipe Americo asal Brasil sebagai pelatih kiper.
Sedangkan untuk pemain, Persebaya mengumumkan dua pemain asing baru, yakni Risto Mitrevski bek asal Makedonia Utara dan Gali Freitas penyerang asal Timor Leste.
Diberitakan sebelumnya, Manajemen Persebaya sudah menyiapkan tim kepelatihan barunya. Mereka tak hanya mengganti Munster, tapi juga mendatangkan asisten pelatih baru.
Selain Eduardo, Persebaya Surabaya juga bakal dibantu kabinet kepelatihan, diantaranya ada nama Shin Sang-Gyu sebagai Asisten Pelatih.
Kemudian Uston Nawawi sebagai asisten pelatih, dan Felipe Americo Martins Goncalves sebagai pelatih kiper.
Manajemen Persebaya sebenarnya sudah memberikan bocoran soal ini ketika mereka mengumumkan melepas Paul Munster.
Menurut mereka, manajemen tidak hanya mendatangkan head coach semata, namun juga pelatih kepala dan kabinet-nya. Kabinet itu tentu merujuk pada sosok-sosok asisten pelatih yang akan membantu head coach.
"Bermain di Liga 1 dan kompetisi antar klub Asean, akan menjadi tantangan baru yang harus dihadapi dengan pendekatan yang baru. Agar Green Force tampil kompetitif di 2 kejuaraan sekaligus," tulis statemen resmi manajemen Persebaya yang diunggah di Instagram, 24 Mei lalu.
Eduardo Perez Moran Jadi Pelatih Kepala Persebaya yang Baru
Nama Eduardo Perez Moran sebenarnya sudah santer terdengar di telinga Bonek, para pendukung Persebaya.
Meskipun Persebaya baru hari ini mengumumkan nama Eduardo Perez Moran sebagai head coach.
Beragam respon memang muncul dari Bonek. Ada yang merespon positif, ada juga yang meragukan kemampuan Edu -sapaan Eduardo Perez Moran.
Wajar memang jika ada yang meragukan kapasitas Edu. Sebab dalam profil Edu yang ada di Transfermark -situs rujukan untuk melihat profil tim, pemain, dan pelatih sepak bola- pelatih asal Spanyol itu memang tidak banyak menangani tim sebagai head coach.
Ditambah lagi, sebelum munculnya nama Edu, ada beberapa pihak-pihak tertentu yang berupaya memainkan isu agar Persebaya memilih sosok pelatih tertentu.
Baca juga: Rekap 15 Pemain Persebaya Surabaya yang Bertahan, Bajul Ijo Launching 2 Pemain Asing Ini
Sejak Paul Munster tidak diperpanjang Persebaya, memang isu liar berkembang di media sosial. Sejumlah nama pelatih dikaitkan dengan Persebaya. Yang paling santer tentu Stefano Cugurra alias Teco.
Sebelum Liga 1 berakhir, pelatih asal Brasil itu memang sudah mengumumkan dirinya bakal berpisah dengan Bali United di akhir musim.
Teco dikaitkan dengan Persebaya karena memang ia pernah menukangi Persebaya. Namun saat itu masih menjadi pelatih fisik mendampingi Jacksen F. Tiago. Nah, dalam perjalanannya Teco memang berhasil membuktikan diri dia mampu menjadi head coach.
Persebaya Tunjuk Asisten STY, Shin Sang Gyu Jadi Asisten Pelatih
Siapa lagi Kabinet Setelah Timnas yang ada di Persebaya? Selain Edu yang pernah menukangi Timnas Indonesia, manajemen Persebaya menunjuk Shin Sanggyu sebagai asisten pelatih.
Shin Sanggyu merupakan asisten pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Sebelum melatih timnas Indonesia bersama STY, Sanggyu punya pengalaman malang melintang sebagai asisten pelatih level timnas.
Shin Sanggyu tercatat pernah melatih Timnas putra Korea Selatan (Korsel) U23 dan Timnas putri Korsel U20. Di timnas putri Korsel U20, Shin Sanggyu bahkan pernah merasakan Piala Dunia 2016.
Shin Sanggyu juga pernah mendapatkan kepercayaan menjadi pelatih timnas senior Korsel. Saat itu ia turut merasakan membawa timnas senior Korsel berlaga di Asian Games 2014 dan Olimpiade Brasil 2016.
Selain itu Shin Sanggyu juga pernah berada di Timnas Tiongkok U23. Saat itu ia berkesempatan bersama pelatih legendaris Belanda, Guus Hiddink.
Profil Eduardo Perez Moran
Edu yang lahir 2 Desember 1976 di Madrid, Spanyol itu memang minim menjadi head coach. Background-nya juga seorang kiper. Namun selama menjadi asisten pelatih, Edu sebenarnya termasuk aktor intelektual di balik strategi tim yang dibelanya.
Meskipun hanya sebagai asisten pelatih, namun Edu pernah merasakan berada di tim-tim yang punya nama besar. Ia mengawali karier kepelatihannya di klub Girona, Spanyol.
Dari Spanyol, ia kemudian banyak menimba pengalaman kepelatihan di liga-liga Timur Tengah. Ia pernah berada di balik strategi Al Jazira (Uni Emirat Arab).
Setelah dari Al Jazira, ia kemudian diajak Luis Milla untuk menukangi timnas Indonesia. Sebelum Milla cabut dari timnas, Eduardo lebih dulu memilih kembali ke Timur Tengah. Ia menjadi asisten pelatih di Al Saad yang bermain di Liga Qatar. Di sinilah, Edu kemudian punya kedekatan cukup intens dengan Xavi Hernandez.
Setelah di Al Saad, Edu kembali ke Indonesia. Ia mendapatkan kepercayaan di tim kepelatihan Persija Jakarta. Petualangannya kemudian berlanjut dengan menjadi head coach di PSS Sleman.
Memang, Edu tidak lama jadi pelatih kepala di PSS. Kabar yang berkembang ketika itu yang membuatnya mundur bukan karena prestasi tim tapi karena adanya konflik internal.
Selepas dari PSS, Edu kembali ke Spanyol. Melatih Villarrobledo. Dari sana kemudian ia banyak berada di Amerika Serikat untuk mengembangkan akademi dari tim Brooklyn United.