-
Fenomena aphelion 2025 tiba di Indonesia pada bulan Juli ini. Apa itu dan kapan terjadinya?
Sebagai informasi, aphelion adalah fenomena astronomi tahunan dan bukanlah hal baru di dunia astronomi. Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada pada jarakterjauhnya dari Matahari.
Adapun kebalikan dari aphelion adalah fenomena perihelion di mana titik orbit Bumi memiliki jarak terdekat dengan Matahari. Menurut The Farmers Almanac, perihelion tahun ini terjadi pada 4 Januari 2025.
Menurut situs Earth Sky, fenomena aphelion terjadi pada 4 Juli 2025 pukul 02.54 WIB. Saat itu, jarak dari pusat Bumi ke pusat Matahari mencapai sekitar 152.087.738 kilometer (km). Sebagai pembanding, jarak rata-rata Bumi-Matahari adalah sekitar 149,6 juta km.
Orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips. Oleh karena itu, jarak Bumi ke Matahari bervariasi sekitar 3% sepanjang tahun. Meski terdengar cukup jauh, selisih ini sebenarnya tidak besar jika dibandingkan skala astronomis, sehingga tidak menyebabkan perubahan drastis pada kondisi di Bumi.
Jika Matahari semakin jauh dari Bumi saat fenomena aphelion 2025, apakah suhu Bumi menjadi lebih dingin? Jawabannya tidak.
Sebelumnya pada 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menjelaskan, fenomena aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap suhu udara atau cuaca di Indonesia. Perubahan suhu yang biasa dirasakan saat Juli-Agustus, terutama di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, NTT, dan sekitarnya, disebabkan oleh angin muson timur yang bertiup dari Australia yang sedang musim dingin.
Angin ini membawa massa udara dingin dan kering menuju wilayah Indonesia, sehingga menyebabkan suhu udara lebih rendah. Penurunan suhu bukan karena Bumi berada jauh dari Matahari saat aphelion, melainkan karena faktor pola angin musiman.
BMKG juga menekankan, aphelion adalah fenomena rutin tahunan yang tidak perlu dikhawatirkan. Tidak ada potensi perubahan cuaca signifikan yang disebabkan oleh peristiwa ini.