Laporan Wartawan Tribunecirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNECIREBON.COM, CIREBON- Nuansa batik biru yang anggun menyatu dengan kebaya modern menjadi sorotan di panggung TikTok Award tingkat Asia Tenggara di Vietnam, baru-baru ini.
Busana tersebut dikenakan oleh Nuraeni, kreator asal Indonesia yang dikenal dengan nama panggung Schatzi.
Schatzi terpilih sebagai salah satu perwakilan kreator top Indonesia dalam ajang TikTok Community FEST 2025, yang digelar pada 28–31 Juli 2025.
Di acara spesial bertajuk award night itu, ia tampil memukau dengan tema busana “Cultural Fusion / Ethnic-Inspired Fashion” rancangan desainer Yoss Bridal Couture.
“Alhamdulillah (wakti itu) bisa mewakili Indonesia di TikTok Award Asia Tenggara."
"Saya bangga bisa memperkenalkan budaya Indonesia seperti kebaya modern dan batik ke luar negeri,” ujar Schatzi saat ditemui usai kunjungan pribadinya ke Cirebon, Minggu (3/8/2025).
Dalam balutan kebaya biru bermotif batik yang khas, Schatzi menjadi simbol perpaduan antara tradisi dan modernitas.
Ia juga mengungkapkan, penampilannya kali ini merupakan kelanjutan dari pencapaian sebelumnya, yakni sukses menyelesaikan misi event TikTok bertajuk Hai Besti.
“Saya ikut berbagai rangkaian kegiatan di Vietnam, mulai dari creator experience day sampai evening gala award night. Ini pengalaman luar biasa,” ucapnya.
Tak hanya itu, Schatzi juga dikenal sebagai host Top 2 Region Southeast Asia Music Master TikTok, posisi bergengsi yang memperkuat kiprahnya di dunia live streaming.
Bahkan sebelumnya, ia juga sempat diundang menghadiri acara komunitas kreator TikTok di London.
Meski dikenal sebagai host live TikTok, kini Schatzi mulai menjajal dunia musik.
Single perdananya berjudul Berharap Tiada Hari Esok (BTHE) sudah dirilis dan tersedia di berbagai platform musik digital.
“Lagu ini menceritakan seseorang yang merasa tertekan karena mimpi indahnya berubah jadi luka."
"Akhirnya dia takut menghadapi hari esok dan berharap waktu berhenti,” jelas dia.
Lagu tersebut bukan hanya dinyanyikan olehnya, namun ia juga bertindak sebagai eksekutif produser.
Aransemen lagu dipercayakan kepada musisi ternama Indonesia.
“Proses pembuatan lagunya sekitar tiga minggu, tapi total sampai rilis itu tiga bulan karena saya curi-curi waktu dari kesibukan live,” kata perempuan kelahiran 1992 itu.
Perjalanan Schatzi di dunia live TikTok dimulai sejak pandemi Covid-19 pada 2021.
Kala itu, ia masih bekerja sebagai beauty advisor dari salah satu produk kecantikan.
“Karena pandemi, saya nggak bisa ke mana-mana. Akhirnya iseng live di TikTok. Waktu itu fitur live belum banyak digunakan,” ujarnya.
Keseriusannya membuahkan hasil.
Dari sekadar coba-coba, kini ia menjadi host official live TikTok Indonesia.
Namun, jalan menuju puncak tak selalu mulus.
Ia sempat menjadi sasaran komentar nyinyir dari warganet.
“Di live itu kan cuma bisa baca ketikan. Nggak tahu siapa yang ngetik."
"Jadi ya saya tetap jaga suasana hati dan nggak terpancing komentar buruk,” ucap Schatzi.
Kini, Schatzi bukan hanya kreator TikTok, tapi juga penyanyi pendatang baru yang mulai diperhitungkan.
Akun @nuraeninuraei miliknya terus tumbuh, seiring dengan dukungannya terhadap berbagai kegiatan sosial.
“Alhamdulillah, dari jadi host live, saya mendapat banyak rezeki, ketemu sponsor, dan nggak lupa berbagi,” jelas dia.