TRIBUNBATAM.id, MADINA - Hanya Karena Cicilan Ponsel, Gadis Paskibra Ini Diperkosa dan Dibunuh Tetangganya Sendiri di Mandailing Natal, Sumut.
Ironi memilukan menyelimuti kasus pembunuhan sadis yang menimpa Diva Febriani (15), siswi SMAN 1 Natal sekaligus anggota Paskibra Kecamatan Natal.
Ia menjadi korban kebiadaban tetangganya sendiri, Yunus Saputra (22), hanya karena pelaku terdesak membayar cicilan ponsel.
Kepolisian mengungkap, pelaku tega memperkosa hingga membunuh Diva demi menguasai motor dan ponsel korban, yang rencananya akan dijual untuk melunasi tunggakan cicilan gadget miliknya.
“Motifnya karena cicilan handphone. Tersangka ingin menjual motor dan HP korban agar bisa membayar tunggakan,” ungkap Kapolres Mandailing Natal, AKBP Arie Sofandi Paloh dalam konferensi pers, Senin (4/8/2025).
Melawan Saat Dirudapaksa, Diva dan Pelaku Bergumul hingga Terjatuh ke Jurang.
Tragedi bermula saat Diva pulang dari sekolah menuju rumahnya di Desa Sikara-kara IV.
Saat melintas di jalan sepi, pelaku yang sudah mengintainya langsung beraksi. Ia mencoba merebut sepeda motor Diva, namun korban melakukan perlawanan sengit.
Dalam perkelahian itu, Diva sempat menarik tubuh Yunus hingga keduanya berguling dan terjatuh ke dalam jurang kecil di pinggir jalan.
Di lokasi itulah, pelaku mencekik korban hingga pingsan, lalu memperkosanya. Saat sadar akan perbuatannya dan takut identitasnya terbongkar, Yunus kemudian menghabisi nyawa Diva dan menguburkan jasadnya untuk menghilangkan jejak.
Pelaku Sempat Ikut Cari Korban
Yang lebih menyakitkan, esok harinya Yunus dengan wajah tanpa dosa ikut serta dalam pencarian korban bersama warga dan keluarga. Aksinya yang berpura-pura panik itu sempat mengecoh masyarakat, hingga akhirnya polisi mencium gelagat mencurigakan dan berhasil membongkar kejahatannya.
Kini Yunus mendekam di sel tahanan dengan ancaman hukuman berat. Ia dijerat dengan pasal berlapis, termasuk UU Perlindungan Anak dan pasal pembunuhan berencana.
Kematian Diva menyisakan luka mendalam. Ia dikenal sebagai siswi cerdas, aktif dalam kegiatan sekolah, dan sedang mempersiapkan diri tampil dalam upacara kemerdekaan sebagai anggota Paskibra.
Sayangnya, hidupnya direnggut secara keji oleh seseorang yang tinggal tak jauh dari rumahnya — hanya karena alasan sepele: cicilan ponsel.(*)