JAKARTA - Produsen mobil China SAIC Motor mengklaim bahwa mereka akan jadi salah satu pabrikan mobil pertama yang siap dengan baterai solid state untuk kendaraan listrik.

Pada 2026, SAIC yang menanungi MG motors dan Wuling Motors itu berharap bisa memasarkan baterai solid state secara massal untuk mobil listrik mereka. Dan ini punya arti penting. Sebab, baterai solid state dianggap sebagai kunci lebih banyak konsumen membeli mobil listrik.

Baterai solid state jauh lebih canggih dibandingkan Lithium Iron Phosphate (LFP) ataupun NCM (Nickel Manganese Cobalt).

Tahun depan, SAIC akan mulai membenamkan baterai semi-solid state di produk mobil listrik dan hybrid mereka. Disusul kemudian baterai solid state di 2026.

Nah, berikut adalah keunggulan baterai solid-state dibandingkan baterai LFP dan NCM:


1. Kepadatan Energi Lebih Tinggi

Baterai solid-state dapat menyimpan lebih banyak energi dalam ruang yang sama dibandingkan baterai LFP dan NCM. Ini berarti mobil listrik yang menggunakan baterai solid-state dapat memiliki jangkauan yang lebih jauh dengan ukuran baterai yang sama.

2. Pengisian Lebih Cepat

Baterai solid-state dapat diisi ulang lebih cepat dibandingkan baterai LFP dan NCM. Ini karena elektrolit padat memiliki konduktivitas ionik yang lebih tinggi, memungkinkan transfer ion yang lebih cepat selama pengisian dan pengosongan.

3. Keamanan Lebih Baik

Baterai solid-state lebih aman daripada baterai LFP dan NCM karena tidak menggunakan elektrolit cair yang mudah terbakar. Ini mengurangi risiko kebakaran baterai, terutama dalam kecelakaan atau kondisi ekstrem.

4. Umur Pakai Lebih Panjang

Baterai solid-state memiliki umur pakai yang lebih panjang daripada baterai LFP dan NCM. Ini karena elektrolit padat lebih tahan terhadap degradasi, sehingga baterai dapat mempertahankan kapasitasnya lebih lama.

5. Ramah Lingkungan

Baterai solid-state lebih ramah lingkungan daripada baterai LFP dan NMC karena tidak mengandung logam berat seperti kobalt, yang terkait dengan masalah lingkungan dan sosial.

Namun, baterai solid-state juga memiliki beberapa tantangan:

1. Biaya Produksi Tinggi: Saat ini, biaya produksi baterai solid-state masih lebih tinggi daripada baterai LFP dan NMC. Ini menjadi hambatan utama dalam adopsi massal teknologi ini.

2. Tantangan Teknis: Masih ada beberapa tantangan teknis yang perlu diatasi sebelum baterai solid-state dapat diproduksi secara massal, seperti pengembangan material elektrolit padat yang stabil dan efisien.
Meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi, baterai solid-state memiliki potensi besar untuk merevolusi industri kendaraan listrik dan penyimpanan energi.

Dengan terus berkembangnya teknologi, diharapkan baterai solid-state dapat menjadi solusi yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan untuk kebutuhan energidimasadepan.

Baca Lebih Lanjut
Baterai Mobil Listrik Canggih Solid State Baru Bisa Diproduksi Masal 2026
Sindonews
Membangun Ekosistem dan Sewa Baterai Jadi Terobosan VinFast Menaklukkan Hati Peminat Mobil Listrik di Indonesia
Sindonews
Ini Perbedaan Mobil Hybrid dan Listrik, Lengkap dengan Keunggulannya
Sindonews
Baru Rilis, Ini Kelebihan dan Kekurangan Mobil Listrik BYD Dolphin
Sindonews
Jadi Paham, Ini Alasan Mobil Listrik Tetap Butuh Aki Meski Ada Baterai
Ferdian
Adu Spek Mobil Listrik Neta V-II vs Wuling BinguoEV, Pilih Mana Nih?
Detik
Baterai Air akan Menggeser Dominasi Beterai Lithium?
Timesindonesia
Kia Luncurkan Mobil Listrik EV3, Jakarta-Yogyakarta Cukup Sekali Cas
Sindonews
Mengenal NDB, Baterai Berlian yang Diklaim Mampu Tahan 28 Ribu Tahun
Sindonews
Pasar Mobil Listrik Lesu, Hyundai Pertimbangkan Santa Fe Hybrid untuk Indonesia?
Sindonews