TRIBUN-TIMUR.COM - Fajar Nugroho (18), Ketua OSIS SMA Negeri 1 Cawas tewas saat perayaan ulang tahunnya.
Dia tewas setelah diceburkan ke kolam oleh teman-temannya yang memberinya kejutan ulang tahun ke-18.
Peristiwa ini terjadi, Senin (8/7/2024), di kompleks SMA Negeri 1 Cawas, Jl Tugu Lor, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Korban rencananya akan dimakamkan pada Selasa (9/7/2024) hari ini.
Kini, kasus ini sedang ditangani Polsek Cawas.
Kapalsek Cawas, Iptu Umar Mustofa menjelaskan kronologi kejadian.
Peristiwa ini bermula ketika korban bersama dengan 30-an temannya menggelar pertemuan di dalam sekolah guna membahas pembagian tugas mencari sponsorship.
Mereka rencananya akan menggelar lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa pada Kamis, 25 Juli 2024.
Pada saat pembagian tugas, ada temannya yang mengetahui korban sedang berulang tahun dan ingin merayakannya.
"Pembagian tugas dari jam 9 sampai (waktu shalat) lohor. Kemudian, dari temannya ada yang tahu korban ulang tahunnya sekarang (Senin kemarin). Terus dicarikan tepung kemudian disiram tepung," kata Umar, Selasa (9/7/2024).
Setelah tubuhnya ditaburi tepung, korban kemudian ke toilet sekolah untuk membersihkan badan.
"Namun, dari kamar (korban) mandi langsung dibopong teman-temannya terus diceburkan ke kolam sekolah," ujar Umar lebih lanjut.
Petaka tak bisa dihindari.
Korban berusaha naik dari kolam, namun tiba-tiba kakinya menginjak kabel listrik hingga tersetrum.
Teman-teman korban kemudian panik dan berusaha memberikan pertolongan.
Namun, nyawa korban tak bisa diselamatkan.
Seorang siswa lainnya juga terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena sesak nafas saat berusaha menolong korban Fajar Nugroho di kolam.
"Lalu di kolam (Fajar Nugroho) sempat mau berusaha untuk mentas (naik) kemudian ngijak setrum itu, katanya (Fajar merasa) kram, padahal kesetrum. Tahunya setrum, temannya itu turun (ke kolam) temannya nolong awalnya satu, terus dua tiga orang nyemplung (kolam). Yang satu kesetrum juga terus tapi bisa gerak," katanya.
Terkait kejadian tersebut, dikatakan Umar, keluarga tidak bersedia untuk membuat laporan kepolisian.
"Kami juga nggak bisa lanjutkan karena keluarga korban menerima, kepala desa juga di sini, keluarga di sini membuat pernyataan, pada intinya tidak mau melanjutkan proses tersebut dan dianggap musibah," kata Umar.(*)