SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Sebanyak 45 berbagai alat ciptaan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang, dipamerkan di halaman Pendopo Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), Selasa (9/7/2024).
Alat-alat ini diciptakan para mahasiswa setelah diterjunkan pada April 2024, untuk mengidentifikasi masalah di 45 desa/kelurahan yang ada di 14 kecamatan.
Hasil identifikasi masalah itu, kemudian diwujudkan menjadi alat yang membantu mengatasai permasalah di setiap desa.
Ada yang membuat alat pertanian, alat bantu pengolahan hasil pertanian, pembuatan aneka pupuk, pengolahan produk perikanan dan lain-lain.
Selanjutnya, para mahasiswa ini akan dilepas kembali ke desa tempat mereka sebelumnya melakukan asesmen bersama alat yang mereka ciptakan.
“Hari ini kami melepas Mahasiswa Membangun Desa dan peralatannya. Ini hasil kemitraan kami dengan FTP Univervitas Brawijaya,” ujar Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno.
Berbagai alat bantu ini diproduksi di laboratorium FTP UB, lalu dibawa ke Tulungagung untuk dihibahkan di masing-masing desa.
Selama di desa, para mahasiswa ini akan mengajarkan operasional, perawatan alat dan bahkan proses produksinya.
Alat ini nantinya bisa diperbanyak sesuai dengan kebutuhan desa.
“Alat ini semuanya murah, paling mahal Rp 8 juta. Kalau mau dicontoh sangat bisa, lalu ada Dana Desa untk pengembangan,” sambung Heru.
Pj Bupati juga menugaskan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) untuk mengawal pengembangan inovasi ini.
Diharapkan setiap inovasi ini nantinya akan berdampak pada kemajuan ekonomi di setiap desa.
Selain itu, pengembangan satu desa satu inovasi ini juga akan mendorong inovasi di tingkat Kabupaten.
“Ini harus dimanfaatkan betul. Kami minta untuk mereplikasi jika ada kebutuhan sejenis,” tandasnya.
Dekan FTP UB Prof Yusuf Hendrawan mengatakan, Kabupaten Tulungagung dipilih karena ada kerja sama dengan Pemkab Tulungagung.
Menurutnya, Mahasiswa Membangun Desa ini program unggulan FTP UB.
“Kami punya tekad, akademisi tidak hanya publikasi saja, tapi yang dinilai adalah dampak ke masyarakat. Kalau hanya riset dan publikasi tidak jadi apa-apa,” jelasnya.
Yang dilakukan para mahasiswa ini, langsung eksekusi membuat alat dan langsung diimplementasikan ke masyarakat.
Bukan hanya itu, alat ciptaan mahasiswa ini juga diukur tingkat kebermanfaatannya bagi masyarakat.
FTP UB juga menggalakkan inovasi, sehingga institusi akademisi menjadi research and development (RnD) untuk wilayah kabupaten dan desa.
Jika ada masalah, para akademisi siap menjadi RnD sekaligus mewujudkan dalam alat yang inovatif.
Alat yang dihasilkan pun bisa diperbanyak, karena statusnya milik bersama, antara mahasiswa, dosen, perangkat desa dan Brida Tulungagung.
Bahkan, FTP UB juga akan memberikan blue print rancang bangun alat agar memudahkan duplikasi sesuai kebutuhan desa.
“Harapannya, semakin banyak desa yang disentuh dengan inovasi hilirisasi produk kami,” sambung Prof Yusuf.
Para kepala desa yang ketempatan program Mahasiswa Membangun Desa juga diundang untuk melihat semua alat yang diciptakan.
Harapannya mereka bisa mengidentifikasi alat yang ada di desa lain, namun juga dibutuhkan di desanya.
Nantinya alat serupa juga akan diduplikasi untuk diaplikasikan di desanya.