-

Fenomena bediding tengah terjadi di Pulau Jawa. Fenomena ini berkaitan dengan udara dingin yang belakangan terasa di Pulau Jawa.


Istilah ini berasal dari bahasa Jawa. Apakah detikers tahu, apa yang dimaksud dengan bediding?


Apa Itu Fenomena Bediding?


Fenomena bediding adalah fenomena ketika suhu terasa dingin pada musim kemarau. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Jawa, "bedhidhing" yang artinya terasa dingin.



Bedding bukanlah hal baru. Berdasarkan sudut pandang klimatologi, fenomena ini berhubungan dengan kondisi atmosfer.



Apa Penyebab Cuaca Dingin 'Bediding'?


Fenomena bediding disebabkan pada musim kemarau umumnya jarang terjadi hujan dengan tutupan awan yang berkurang. Oleh sebab itu, panas permukaan bumi yang diakibatkan radiasi matahari jadi lebih cepat dan lebih banyak dilepaskan kembali ke atmosfer berupa radiasi balik gelombang panjang.




Kemudian, curah hujan yang kurang berarti kelembapan udara yang rendah, sehingga uap air di dekat permukaan bumi pun sedikit. Dikutip dari Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan, bersamaan dengan kondisi langit yang cenderung bersih dari awan, maka panas radiasi balik gelombang panjang itu pun langsung dilepas ke atmosfer luar. Inilah mengapa kemudian udara dekat permukaan terasa lebih dingin, khususnya pada malam hingga pagi hari.


Kondisi ini umum terjadi di wilayah Indonesia di dekat khatulistiwa hingga bagian utara. Di wilayah ini, walaupun pagi hari lebih dingin, siang hari udara terasa lebih panas. Hal itu disebabkan ketiadaan awan dan kurangnya uap air ketika kemarau menyebabkan radiasi langsung matahari lebih banyak yang mencapai permukaan bumi.


Namun, pada wilayah selatan Indonesia seperti Sumatera Selatan, Jawa bagian selatan hingga Bali, NTT, juga NTB, siang hari suhu udara akan lebih rendah dari suhu udara periode bulan lainnya.



Kapan Terjadinya Bediding?


Fenomena bediding cukup terasa pada Juli ketika angin timuran atau monsun Australia yang kering mengalir melewati wilayah-wilayah itu. Pada Juli juga menjadi puncak musim dingin Australia, sehingga udara dingin masuk wilayah jawa bagian selatan sampai Bali, NTT, dan NTB.


Akibatnya, walaupun pada musim kemarau pada siang hari Matahari bersinar tanpa hambatan awan, udara dingin dari monsun Australia lebih dominan memengaruhi penurunan suhu udara pada siang hari.


Selain itu, posisi Matahari pada saat ini berada di titik terjauh dari Bumi. Hal ini disebut sebagai aphelion dalam siklus gerak revolusi bumi mengitari Matahari. Meski demikian, hal ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fenomena atmosfer dekat permukaan bumi.


Baca Lebih Lanjut
9 Fakta Fenomena Bediding yang Saat Ini Melanda Jawa
Timesindonesia
Mengenal Fenomena Bediding: Suhu Dingin yang Bisa Mengancam Kesehatan
Timesindonesia
5 Fakta Fenomena Bediding Juli 2024 yang Bikin Udara di Wilayah Indonesia Jadi Lebih Dingin
Sindonews
Apa Itu Fenomena Aphelion yang Terjadi Tiap Bulan Juli?
Sindonews
Kenapa Suhu Terasa Lebih Dingin saat Musim Kemarau? Ternyata Fenomena Ini
Detik
Penjelasan BMKG soal Suhu Dingin 'Bediding' di RI, Ternyata Ini Penyebabnya
Detik
Fenomena Suhu Dingin di Jawa, Epidemiolog Peringatkan Risiko Gangguan Pernapasan 
Keluar Rumah Siapkan Pakaian Tebal, Banyuwangi Dilanda Bediding hingga September
Timesindonesia
4 Fakta Suhu Dingin 'Bediding' di Tengah Kemarau, BMKG Buka Suara
Detik
Suhu Dingin 'Bediding' Landa RI di Tengah Kemarau, Sampai Kapan? Ini Kata BMKG