TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini, viral di media sosial kasus 13 siswa SMA masuk rumah sakit usai makan keripik18+.
Lantas, apakah keripik 18+ tersebut?
Insiden ini terjadi di Jepang.
Diketahui, empat belas siswa sekolah menengah di Tokyo, Jepang baru-baru ini dirawat di rumah sakit karena sakit perut, mual, dan nyeri mulut.
Hal tersebut terjadi setelah mereka berbagi sekantong keripik kentang yang mengandung cabai Bhut Jolokia.
Seperti apa kisah lengkapnya?
Dilansir Oddity Central, pada tanggal 16 Juli, sekitar pukul 12:40 siang, panggilan darurat dilakukan setelah beberapa siswa tahun pertama di Sekolah Menengah Rokugo Koka di Distrik Ota, Tokyo, mulai mengeluh mual, serta sakit perut dan mulut.
Ketiga belas anak perempuan dan satu anak laki-laki itu termasuk di antara 33 siswa di sekolah menengah yang berbagi sekantong keripik kentang super pedas yang mengandung Bhut Jolokia.
Bhut Jolokia pernah tercatat dalam Guinness Book of World Records sebagai cabai terpedas di dunia.
Para siswa berakhir di ruang gawat darurat.
Mereka dirawat karena gejala ringan.
Beruntung mereka boleh pulang pada hari itu juga.
Jiji Press melaporkan bahwa beberapa siswa pingsan di ruang kesehatan sekolah karena rasa sakitnya.
Insiden itu menjadi peringatan bagi siswa muda yang mempertimbangkan untuk mencoba camilan pedas seperti itu.
Keripik yang terkenal dengan rasa cabai hantu ini diproduksi oleh Isoyama Corp, sebuah perusahaan yang berpusat di Prefektur Ibaraki, Jepang, dan diberi label dengan jelas sebagai keripik kari 18+.
Di situs webnya, perusahaan tersebut juga memperingatkan bahwa, “orang dengan tekanan darah tinggi atau perut lemah tidak boleh memakannya.”
Mereka juga memperingatkan, “memakannya terlalu banyak dapat menyebabkan sakit perut, jadi bagikan dengan teman.”
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan kami berharap Anda cepat pulih," kata Isoyama Corp dalam siaran pers.
Mereka juga menekankan bahwa keripik kentang yang diberi bumbu Bhut Jolokia tidak ditujukan untuk dimakan oleh orang di bawah usia 18 tahun, karena cabai ini sekitar 200 kali lebih pedas daripada saus Tabasco yang pedas.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana para siswa tersebut mendapatkan keripik tersebut.
(*/Tribun Medan)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel