SURYA.co.id, SURABAYA - Adanya transformasi digital yang mempengaruhi industri fesyen, maka pelaku usaha juga harus melakukan penyesuaian strategi, salah satunya dengan turut terlibat dalam digitalisasi.
Hal ini tengah digencarkan oleh Perkumpulan Pengusaha Busana (Persana) Jawa Timur dalam mengembangkan bisnis fesyen melalui adaptasi terhadap perubahan pasar, salah satunya melalui pelatihan pemasaran digital (digital marketing) yang berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Airlangga yang digelar sabtu (31/8/2024).
Ketua Persana Jatim, Soesi Soekotjo, mengatakan pelatihan tersebut menjadi momentum bagi anggota supaya bisa naik kelas karena digital marketing sangat penting untuk meningkatkan penjualan.
Terlebih bagi pengusaha yang memiliki outlet seperti toko atau tempat di pusat perbelanjaan mengeluhkan penjualan menurun, sehingga dengan pelatihan ini anggota harus belajar akan digitalisasi.
“Acara itu sekaligus dalam rangka memperingati tujuh tahun Persana Jatim. Tidak seperti tahun lalu membuat fashion show tapi tahun ini lebih enteng di tengah situasi perekonomian yang tidak menentu,” ucap Soesi dikonfirmasi, Minggu (1/9/2024).
Soesi mengatakan saat ini semua serba digital.
Para anggota memang sehari-hari menggunakan gawai namun dalam sisi bisnis harus terus mengasah pengetahuan dan kemampuan dan kiat-kiat memaksimalkan penjualan.
Dengan memanfaatkan digital marketing, para anggota juga dapat memahami karakter penjualan di masing-masing platform e-commerce, seperti menata tampilan melalui photoshoot produk busana, pembuatan video, teknik penjualan melalui live streaming.
“Sebetulnya dari aplikasi misal instagram, facebook itu sudah memanfaatkan itu, cuman masih ada yang belum paham untuk meningkatkan (penjualan) itu. Nah kita harus masih terus belajar,” sebutnya.
Soesi menyebut kolaborasi ini disambut antusias oleh FEB Unair sekaligus para anggota.
Sebanyak 35 anggota PERSANA turut hadir dan belajar bersama.
Melihat antusias para anggota, ia berharap ini menjadi peluang untuk menambah pengetahuan dan siap bersaing dengan produk-produk fesyen import yang tengah marak di pasar Indonesia.
“Kita ini sebagai produsen UMKM Jawa Timur di bidang busana, dengan adanya busana di luar negeri yang dipasarkan di Indonesia itu sangat mengganggu kami. Kalau kita tidak belajar (digital marketing) nanti akan berimbas, kalau tidak terus berjuang,” sebutnya.
Ia juga menyebut penting bagi bisnis fesyen untuk terus beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan pasar.
Inovasi, kreativitas dan belajar lebih giat tentang digitalisasi marketing dan desain diharapkan dapat membawa kesuksesan pada persaingan bisnis fesyen.
Selain digital marketing, ia menyebut pelatihan-pelatihan lain juga telah dilakukan seperti pelatihan desain busana, pelatihan pasar ekspor.
“Saya berharap pelatihan yang sudah kami berikan bisa diterapkan, sehingga bisa maju bersama, produktif bareng-bareng,” tutupnya.