TRIBUNJATIM.COM - Padahal tinggal sendirian, seorang pria pasang 10 AC di rumahnya dan dinyalakan seharian.
Tingkah lakunya ini pun mengundang kecurigaan tetangga di sekitar rumahnya.
Pada 6 September 2024, polisi masuk dan tercengang melihat dalam rumah.
Kisah ini dialami tetangga pria tersebut, Truong.
Truong sudah lama tinggal di Chongqing, China.
Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah mengalami masalah apapun di rumahnya.
Sampai keluarga sebelahnya pindah, hidup Truong tiba-tiba berubah.
Pasalnya tetangga ini tinggal sendiri, namun ada 10 AC terpasang yang beroperasi penuh sepanjang hari dan malam.
Hal ini menimbulkan banyak kebisingan.
Apalagi keluarga Truong juga harus menahan panas dari kompresor terutama di malam hari.
Saat dia ingin istirahat, Truong tidak bisa tidur karena kebisingannya.
Dia pun menelepon tetangganya beberapa kali untuk memperingatkan mereka tentang penyesuaian pengaturan AC.
Kebisingan mereda dalam beberapa hari dan semuanya kembali normal.
Akan tetapi, tidak berapa lama, kebisingan dari 10 AC yang terpasang kembali terjadi dan membuatnya merasa terganggu.
Menurut Truong, pria ini pindah ke sini, tetapi tidak pernah berinteraksi dengan tetangga.
Hampir tidak ada orang yang melihatnya di siang hari, dan dia kebanyakan meninggalkan rumah pada malam hari lalu kembali di pagi hari.
Ketika ditanya tentang karier dan kehidupannya, pria tersebut tidak menjawab pertanyaan apapun, hanya tersenyum dan bergegas pulang secara sembunyi-sembunyi.
Truong kemudian memilih untuk memanggil polisi.
Polisi pun bertanya-tanya apakah mungkin ada sesuatu yang tidak biasa pada tetangga ini.
Setelah mendengarkan laporan dari keluarga sekitar, polisi meminta semua orang untuk kembali menjalani kehidupan normal sehari-hari dan tidak bertindak mencurigakan.
Tim polisi juga membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidiki kasus tersebut untuk mengetahui kebenarannya.
Mereka berjaga di depan rumah pria ini dan mengamati setiap gerakannya.
Polisi menemukan, setiap kali pria misterius ini meninggalkan rumah atau kembali ke rumah, dia selalu membawa tas hitam.
Bekerja sama dengan berbagai petugas, polisi secara bertahap mendapatkan informasi tentang pria tersebut.
Berdasarkan penyelidikan awal, tim polisi tidak dapat menemukan informasi apapun.
Sebaliknya, diketahui bahwa transaksi di rekening banknya sering terjadi dan melibatkan sejumlah besar uang.
Setelah hampir dua bulan penyelidikan, polisi menemukan tingkah misterius pria yang tinggal sendirian tersebut.
Kemudian polisi akhirnya meminta untuk menggeledah kediaman si pria.
Sontak pemandangan di dalam rumah mengejutkan seluruh tim polisi yang mendobrak masuk.
Rumah tersebut dipenuhi dengan barang-barang antik seperti vas antik, lukisan kaligrafi, dan set teh yang menunjukkan tanda-tanda zaman.
Alasan pria ini menyalakan AC selama 24 jam adalah untuk menjaga kondisi barang antik tersebut.
Saat polisi meminta untuk melihat dokumen pembelian di rumah tersebut, pria tersebut tidak dapat memberikan bukti apapun.
Setelah dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi dan pria itu terpaksa mengakui semua perbuatannya.
Pria ini mengatakan, dia dibawa pergi oleh sekelompok orang jahat dan mulai mencuri barang antik.
Untuk menyembunyikan identitasnya, dia mengaku sebagai pemilik toko barang antik agar pertukaran dan penjualan barang lancar dan mendapat harga yang tinggi.
Pria tersebut mengatakan bahwa rumah di kawasan pemukiman di Chongqing hanya disewa olehnya untuk menyimpan barang rongsokan dan tidak benar-benar ditinggali.
Oleh karena itu, jarang sekali orang melihat pemiliknya keluar masuk rumah.
Akan tetapi untuk menjaga barang-barang antik ini, ia memasang AC di berbagai ruangan dan menyalakannya setiap saat.
Saat penyelidikan polisi, pria ini mengaku telah mencuri lebih dari 100 barang antik dalam setahun terakhir.
Nilai peninggalan tersebut begitu besar sehingga tidak dapat diperkirakan.
Beberapa di antaranya meningkat nilainya setiap jam setiap hari.
Pria ini akhirnya dituntut berdasarkan hukum China atas pencurian dan perdagangan barang antik ilegal.
Semua barang antik di rumah tersebut lalu disita dan dikembalikan ke museum setempat.
Di Indonesia, sebuah rumah di Dusun Pereng, Desa Paspan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, terbakar, pada Minggu (8/9/2024) tengah malam.
Kebakaran terjadi pada rumah milik Humaidah (56).
Keberadaan api pertama kali diketahui oleh Makomi (60), tetangga korban.
Saat tengah malam, ia terbangun dan hendak beranjak ke kamar mandi.
Di saat itu, ia melihat ada kepulan asap di rumah Humaidah.
Merasa ada yang tak beres, ia pun bergegas ke rumah tersebut untuk mencari tahu sumber asap.
Setelah didekati, ia melihat kobaran api sudah cukup besar.
Ia pun berupaya mencari tahu keberadaan korban dan sebisa mungkin menolongnya.
Tetangga korban juga berteriak-teriak meminta bantuan warga lainnya.
Akibat kebakaran tersebut, seorang penghuni rumah mengalami luka bakar cukup serius.
Menurut Kapolsek Glagah, AKP Pudji Wahyono, korban berhasil diselamatkan warga, meski dengan kondisi yang telah terluka.
Saat dievakuasi, lanjut dia, korban sudah terbakar api di beberapa bagian tubuh.
"Korban mengalami luka bakar di bagian kaki, lengan, perut, hingga rambutnya. Saat ini korban dirawat secara intensif di RSUD Blambangan Banyuwangi," ujarnya.
Di saat bersamaan, warga setempat juga berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.
Selain korban luka, kebakaran juga menyebabkan kerugian material yang ditaksir sekitar Rp15 juta.
Diduga kebakaran dipicu oleh obat nyamuk yang merembet ke barang-barang mudah terbakar yang ada di dalam rumah.
"Kebakaran terjadi sekitar pukul 23.45 WIB," kata AKP Pudji Wahyono, Senin (9/9/2024).
Oleh pemilik rumah, obat nyamuk bakar dinyalakan di bawah kasur saat hendak tidur.
Entah apa yang terjadi kemudian, api kemudian muncul.
Dugaannya, api berasal dari kamar tempat obat nyamuk dinyalakan.
"Dugaannya dari obat nyamuk bakar itu, sprei kasur juga ikut terbakar."
"Dan kemudian api dengan cepat menjalar ke bagian-bagian rumah lain yang terbuat dari kayu dan bambu," sambungnya.