-
Ada banyak peneliti akademis dan penulis penelitian yang menggunakan perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam praktik penelitian mereka. Walaupun di sisi lain, ada kekhawatiran atas hilangnya keterampilan berpikir kritis, penghormatan terhadap hak kekayaan intelektual (HKI), dan ketidakpercayaan terhadap penyedia AI.
Oxford University Press belum lama ini melakukan survei terhadap lebih dari 2.000 peneliti berbagai disiplin ilmu dan tahap karier. Tujuannya adalah untuk mendengar langsung dari komunitas penelitian tentang bagaimana respons mereka terhadap dan penggunaan AI dalam pekerjaan.
Dikutip dari situs resmi Oxford University Press, hasil survei ini mengungkapkan beberapa penemuan utama yaitu:
1. Mayoritas peneliti mengatakan mereka telah menggunakan beberapa bentuk AI
2. Sebagian besar peneliti mengatakan mereka curiga terhadap perusahaan AI
3. Ada ketakutan terhadap isu kekayaan intelektual
4. Perbedaan lintas generasi mengenai pendapat peneliti tentang AI
5. Kebingungan seputar panduan yang tersedia
6. Lebih dari 2 dari 3 peneliti telah merasakan manfaat penggunaan AI
7. Kekhawatiran tentang AI yang memengaruhi kualitas penelitian
8. AI dapat mengurangi keterampilan berpikir kritis
9. Mempertimbangkan implikasi penggunaan AI itu penting
10. Lebih dari separuh peneliti mencari bimbingan AI dari masyarakat akademis.
Alat AI untuk penelitian dapat membantu seseorang menemukan sumber baru untuk tinjauan pustaka atau tugas penelitian. Alat-alat AI ini akan mensintesis informasi dari basis data besar hasil penelitian ilmiah dengan tujuan menemukan artikel yang paling relevan dan menghemat waktu peneliti.
Namun, dikutip dari Georgetown University Library, penting untuk tidak bergantung pada satu AI untuk semua penelitian, karena akan berisiko kehilangan informasi penting tentang topik yang diminati.
Berikut ini beberapa tools AI yang dapat digunakan untuk bantu riset, dikutip dari laman yang sama:
Dengan menggunakan large language models (LLM), Elicit menemukan makalah yang relevan dengan topik dengan cara mencari melalui makalah dan kutipan serta mengekstrak dan mensintesis informasi penting.
Dengan menggunakan LLM, Perplexity adalah mesin pencari yang menyediakan jawaban yang dihasilkan AI (seperti ChatGPT), termasuk kutipan yang ditautkan di atas ringkasan.
Mirip dengan Elicit, Konsensus menggunakan LLM untuk membantu peneliti menemukan dan mensintesis jawaban atas pertanyaan penelitian, dengan fokus pada temuan dan klaim penulis ilmiah di setiap tulisan.
Semantic Scholar menyediakan ringkasan singkat dari tujuan dan hasil utama makalah.
Research Rabbit adalah alat pemetaan berbasis kutipan yang berfokus pada hubungan antarkarya penelitian. Alat ini menggunakan visualisasi untuk membantu peneliti menemukan makalah serupa dan peneliti lain di bidangnya.
Itulah beberapa tools AI untuk membantu riset. Apakah detikers sudah pernah menggunakan salah satunya?