TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah sosok Windi remaja wanita yang terpaksa nyamar jadi laki-laki dan kerja kuli demi hidupi 3 adiknya.
Sosok perempuan bernama Windi belakangan ini menjadi sorotan setelah menyamar jadi laki-laki.
Windi menyamar jadi laki-laki demi menghidupi dirinya dan tiga adik asuhnya.
Sehingga ia pun nekat berambut bondol itupun mengubah penampilannya menjadi laki-laki dan mengubah identitasnya menjadi Egi.
Hingga akhirnya ia bekerja jadi kuli.
Ia sengaja menyembunyikan jati dirinya demi bertahan hidup.
Sang kakek lah yang menamakannya Egi.
Kakeknya, yang juga bekerja sebagai kuli bangunan, merasa aman jika Windi berpura-pura menjadi seorang laki-laki.
Dengan identitas barunya, Windi mulai bekerja sebagai kuli bangunan meskipun hal itu sangat berat dan didominasi oleh laki-laki.
"Sang kakek yang menamakannya Egi merasa aman jika Windi berpura-pura menjadi seorang laki-laki," dilansir Tribun-medan.com dari Tribun Jatim, Jumat (18/10/2024).
Sejak kecil, Windi memiliki latar belakang yang memilukan.
Ia ditelantarkan oleh kedua orang tuanya dan tinggal bersama kakek dan neneknya.
Miris, enam tahun lalu, kakeknya yang sangat berarti bagi hidupnya, meninggal dunia.
Tidak lama kemudian, sang nenek meninggal dunia.
Akibat kejadian tersebut, Windi tidak hanya kehilangan orang-orang terkasih, tetapi juga kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
Ia hanya bisa sekolah sampai kelas 2 SD tanpa memiliki ijazah.
Windi memiliki tiga adik asuh bernama Salsabila (11), Nabila (8), dan Iqbal (6).
Meskipun bukan adik kandung, Windi sangat peduli terhadap mereka.
Windi menekankan, dirinya harus berjuang sekuat tenaga demi adik-adik bisa makan, sekolah, dan memiliki tempat berteduh.
Tanggung jawab ini membuat hidupnya semakin berat, terutama di tengah keterbatasan finansial.
"Saya harus berjuang sekuat tenaga demi adik-adik bisa makan, sekolah dan tempat berteduh mereka," ujar Windi, seperti dikutip dari sharinghappiness.org via Tribun Jakarta.
Windi dan ketiga adik asuhnya hidup dalam kondisi yang sangat sulit.
Mereka sering berpindah-pindah kontrakan karena menunggak pembayaran sewa.
Windi sebenarnya tak ingin menunggak, tetapi penghasilannya seringkali pas-pasan.
Untuk makan saja, mereka kesusahan.
Tabungan yang dikumpulkan selalu habis untuk urusan perut dia dan ketiga adiknya.
"Saya tidak tega melihat adik-adik saya pernah dua hari tidak makan, kami hanya bisa minum air putih," ungkap Windi.
"Si kecil Iqbal sampai tertidur karena kelelahan menangis," lanjut Windi.
Sebagai kuli bangunan pun, ia harus lebih banyak menunggu panggilan yang jarang datang.
"Tidak selalu ada pekerjaan," kata Windi.
Terkadang, kedua adiknya juga bolos sekolah karena kesulitan biaya transportasi, menjadikan kondisi mereka semakin memprihatinkan.
Kedua adiknya, Salsa dan Nabila, sering bolos sekolah karena sering berpindah kontrakan.
Sebab, jarak tempat tinggal mereka semakin jauh, bahkan sangat jauh dari sekolah.
Windi mengaku tidak punya ongkos untuk Salsa dan Nabila ke sekolah.
Bahkan Salsa pernah sampai dua minggu tak masuk sekolah.
"Padahal saya sudah berusaha agar mereka enggak putus sekolah seperti saya dan bisa terus sekolah yang tinggi," tutur Windi.
Kisah Windi inipun viral di media sosial.
Setelah kisah Windi viral di media sosial, banyak netizen yang memberikan dukungan.
Melalui penggalangan dana yang diorganisir oleh sharinghappiness.org, per Kamis (17/10/2024) sore, sudah terkumpul donasi sebesar Rp402.222.751 dari target Rp425 juta.
Dana ini nantinya akan digunakan untuk kebutuhan pendidikan, tempat tinggal, serta modal usaha bagi Windi dan adik-adiknya.
"Kami bersyukur atas perhatian dan bantuan yang kami terima," ungkap Windi.
(*/tribun-medan.com)