TRIBUNMANADO.CO.ID - Selama tiga hari berturut turut, sejak Kamis (21/11/2024), Lapangan KONI Sario, Manado, Sulut, bakal jadi lautan manusia.
Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut gelar kampanye rapat umum di lapangan tersebut. Kamis, pasangan Yulius Selvanus Komaling - Victor Mailangkay menggoyang lapangan KONI dengan menampilkan Dewa.
Jumat (22/11/2024), giliran paslon Elly Lasut dan Hanny Joost Pajow dengan menghadirkan Kerispatih.
Di hari terakhir Sabtu (23/11/2024), Steven Kandouw dan Alfred Denny Tuejeh (SK ADT) akan menggebrak KONI dengan penampilan Once Mekel.
Lapangan KONI Sario Manado punya sejarah panjang di Sulut.
Menurut Dosen Sejarah Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Roger Allan Kembuan, lapangan KONI Sario dulunya perkebunan kelapa.
"Ada bukti - buktinya," kata dia beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan bagian kota Manado dulu hanya sampai Titiwungen.
Bagian setelah itu bernama kota waharu.
"Itu kawasan di luar kota Manado dan disanalah perkebunan itu berada," katanya.
Perkembangan selanjutnya, ia menuturkan, berdirilah tempat pacuan kuda di lokasi perkebunan kelapa itu.
Beber dia, sebutan tempat kuda ban masih digunakan segelintir warga untuk menyebut tempat seputaran lapangan KONI Sario.
"Jejaknya masih ada yakni penataan lokasi disana," katanya.
Pacuan kuda lantas pindah ke Perkamil dan singkat cerita, muncullah lapangan tersebut.
Dalam eksistensinya, lapangan tersebut punya banyak rona. Termasuk warna kelam.
Ini terjadi di Zaman Jepang. Beberapa eksekusi berlangsung di lapangan itu.
Hal menarik lainnya, beber dia, di depan lapangan itu terdapat pembangkit listrik.
Eksis sejak zaman belanda, pembangkit listrik itu dikuasai Jepang dan kemudian di masa pembangunan Indonesia dibangunlah PLN. (Art)