TRIBUNMANADO.CO.ID,BITUNG - Tanggal 3 Desember 2024 adalah Hari Disabilitas Internasional (HDI).
Di Kota Bitung Sulut, perayaan HDI ada kegiatan diskusi tentang inkusiatas UMKM untuk memberdayakan kemandirian ekonomi bagi penyandang disabiltas.
Dan dirangkaikan dengan perayaan sambut Natal Bersama Perkumpulan Penyandang Disabilitas Komwil Sulut.
Dengan tema Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan, di aula kantor Dinas Sosial Bitung Sulut, Selasa (3/12/2024).
Dalam diskusi tersebut, ada lima orang narasumber.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulut diwakili kepala UPTD BLK Bitung Denny Mewengkang,S.Pd, mewakili kepala Sentra Tumou Tou Baharudin, Kepada Dinas Sosial Provinsi Sulut diwakili oleh Subhan Langga,SE, Analis Kebijakan, Ketua Kaleb Bitung Dona Chira Ginting dan Kadis Sosial Kota Bitung, Leddy Ambat, SSTP.
"Di Kota Bitung ada 1.631 penyandang disabilitas. Paling banyak perempuan 930 orang dan laki-laki 701 orang," kata Kepala Dinas Sosial Kota Bitung Leddy Ambat saat diwawancara kembali, Rabu (4/12/2024).
Lanjutnya, terkait dengan data itu tahun 2025 akan lakukan verval kembali ke kelurahan untuk mengecek, mana kala ada ada yang sudah meninggal.
Theodorus Temi Poluan Ketua Daerah Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sulut, di momen perayaan hari Disabilitas Internasional berharap pihaknya ingin para penyandang disabilitas adalah kaum setara dan punya kedudukan yang sama dengan masyarakat normal.
"Kami ingin menjadi manusia yang berguna untuk kehidupan sendiri, bangsa negara serta keluarga. Meski ada keterbatasan, tapi kami tidak bisa dibatasi dalam berkehidupan," kata Theodorus Poluan.
Ia menjelaskan saat ini sejumlah penyandang disabilitas di Sulut, telah di bekali dengan pelatihan sesuai kemampuan.
Namun menurut Poluan masih ada kendala yaitu lapangan pekerjaan, dari keahlian dan skil yang telah di miliki.
Kendala lainnya para penyandang disabilitas merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Lalu lahan atau tempat bekerja yang belum bisa mengakomodir.
Sehingga hanya person to person saja yang mengembangkan agar bisa memperoleh kerja.
"Contoh untuk skil yang sudah ada bagi kami disabiltas netra yaitu, pijat. Dulu di hotel ada tukang pijat netra, di tempat tertentu ada tempat atau akses untuk penyandang disabilitas mempraktekkan skil mereka," tandasnya.
Poluan juga merupakan Ketua Koalisi organisasi penyandang disabilitas Provinsi Sulut,
Di dalamnya ada Pertuni, Persatuan penyandang disabilitas fisik Indonesia (PPDFI), gerakan kesetaraan tuli rungi Indonesia (GKTRI).
Himpunan wanita disabilitas Indonesia (HWDI), persatuan tuna netra kristiani Indonesia (Petki) dan komunitas Albino serta Yayasan Kaleb Bitung.