SURYA.CO.ID - Nasib Catur, penjual cilok di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), berubah drastis setelah tak menjalankan amanah dari donatur.
Catur, yang awalnya sukses bikin warganet iba dengan menyita dengan kisah hidupnya yang memilukan, kini justru panen kecaman.
Ia mendapat banyak kecaman usai menjual sepeda motor hasil donasi yang dilakukan perantara konten kreator Ainun Najib alias Najib spBU.
Hal tersebut diketahui dari kolom komentar di unggahan Instagram dan Youtube Najib.
"Minta balik motornya. Kalau tidak bisa, polisikan saja," ujar akun @jojoreihan****
"Banyak bohong, banyak ngomong. Muak lihatnya. Sudah, tidak usah dibantu," tulis akun @bambangsadar.
"Cengar cengir seperti tidak punya salah sama sekali," tulis @riskiantieko*******.
Sementara saat ditanya mengenai keberadaan motor tersebut, tampak berkelit.
"Tapi ini didorong (jualan ciloknya), enggak jadi pakai motor? kenapa?" tanya Najib, dilansir dari tayangan Youtube Najib SPBU, Selasa (10/12/2024).
"Ya itu kemarin yang sempat aku SMS," pungkas Catur.
"Motornya ke mana sekarang?" tanya Najib lagi.
"Jadi tak buat modal lagi," kata Catur.
"Dijual?" tanya Najib kesal.
"Heem, jadi tak sms kemarin. Aku minta izin (jual motor)," akui Catur.
"Ini gimana, enggak sesuai case awal, kemarin terakhir kan saya kasih modal untuk jualannya."
"Kok sampai motornya dijual? Ini bukan dari saya, uang orang banyak loh ini ya."
"Kamu enggak tanggung jawab sama ucapan jenengan sendiri, kok kayak gini," ujar Najib.
Alih-alih jujur, Catur masih berbelit-belit menjawab pertanyaan Najib.
Najib merasa Catur sudah tidak amanah.
Sebab, di awal perjanjian, motor tersebut akan dipakai berjualan.
"Kemarin bilangnya apa? kan saya kasih modal, kenapa harus jual motor? Lah terus, ini uang dari donatur, harus tahu semua teman-teman ini (uang dipakai) buat apa," tanya Najib.
Hingga akhirnya Catur pun jujur alasan menjual motor tersebut.
Rupanya Catur terdesak karena harus membayar utang di dua bank berbeda.
Mendengar alibi Catur, Najib semakin murka.
Sebab beberapa minggu lalu Catur mengaku semua utangnya sudah lunas berkat donasi dari Najib.
Namun kini Catur mengungkit lagi utangnya yang ternyata belum dilunasi.
"Buat angsuran BRI sama BNI. Dulu kan pernah pas ciloknya lagi turun, saya buat modal lagi (pinjam ke bank). Untuk biaya hidup juga, utang sembako juga," ungkap Catur.
"Utang sembako berapa?" tanya Najib.
"Tiga toko itu ada Rp1,5 juta," kata Catur.
"Sedangkan kemarin saya kasih terakhir Rp 3,5 juta. Harusnya buat modal sempol masih bisa toh pak. Di pertemuan terakhir, kamu bilang udah enggak ada utang lagi. Dari awal ngomongnya seperti apa, akhirnya seperti apa. Kalau seperti ini saya enggak mau lagi bantu, kamu enggak konsisten sama ucapan," pungkas Najib kesal.
Terus dicecar Najib, Catur bak tak merasa bersalah.
Alih-alih minta maaf, Catur malah mengaku tidak pernah membohongi Najib.
Padahal di video konten Najib, Catur sendiri yang menyebut utangnya sudah lunas semua dan ia akan fokus berjualan cilok.
"Enggak bohong sih," kata Catur.
"Lah enggak bohong gimana, saya tanya (kata Catur) udah enggak ada utang lagi. Niat saya, kalau memang masih ada utang, beresin utangnya. Sekarang niat jualan udah dikasih kendaraan, kendaraannya dijual. Terus saya alasan apa ke teman-teman (donatur) nanti?" pungkas Najib.
Kecewa dan marah, Najib pun bertanya ke Catur soal pertanggungjawaban.
Dengan nada bicara santai, Catur mengaku bisa mengembalikan uang donatur namun perlu waktu enam bulan.
"Kalau teman-teman minta uangnya kembali gimana? kamu bisa kembalikan?" tanya Najib.
"Mungkin dengan jualan lagi. Rencananya kan jualan dulu, nanti dibelikan motor lagi," pungkas Catur.
"Salah jenengan, saya belikan kendaraan itu buat fasilitas untuk kerja. Dapat penghasilan buat bayar cicil utang," imbuh Najib.
"Itu angsuran yang enggak bisa nunggu," ujar Catur.
"Itu resiko kamu karena enggak jujur sama saya. Kok ditelepon enggak bisa?" tanya Najib.
"HP-nya saya gadaikan lagi," kata Catur.
Sadar membantu orang yang salah, Najib akhirnya pamit dan ogah memperpanjang urusan dengan Catur.
Najib pun meminta maaf kepada donatur atas donasi yang ternyata tak digunakan secara semestinya.