BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Madu yang dihasilkan dari budidaya lebah memang menggiurkan untuk dikonsumsi maupun dipasarkan karena harganya lumayan mahal.
Namun untuk layak dan aman dipasarkan, lebih dulu harus melalui proses pengolahan. Dalam hal ini yaitu menurunkan kandungan kadar air (KA)nya.
Sebagai informasi berdasar literasi dari berbagai sumber, Jumat (13/12/2024), KA madu yang baru dipanen dari kotak budidaya atau dari alam cukup tinggi yakni sekitar 30 persen.
"Karena itu memang wajib diturunkan dulu KA-nya. Apalagi madu lebah kelulut terkenal cukup tinggi antara 30 hingga 36 persen," sebut Kuswanto, pembudidaya lebah.
Warga Desa Sumbermakmur, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), ini mengatakan kadar air madu perlu diturunkan hingga 22-25 persen.
Pada kisaran angka tersebut, madu aman dikemas dalam botol karena menjadi agak kental.
"Tidak berbusa lagi, tidak ngegas. Jadi, aman dibawa kemana-mana. Dikirim ke tempat jauh pun aman," papar Kuswanto.
Apabila kadar air masih tinggi, madu dikemas maka menjadi berisiko terjadi tekanan kuat di dalam botol. Lama-lama tutup botol bisa terlepas oleh tekanan kuat kandungan gas pada madu.
Bagaimana cara menurunkan kadar airnya? Kuswanto mengatakan ada alatnya khusus. Madu yang baru dipanen dimasukkan ke dalam tabung alat tersebut selama beberapa jam.
Uap air akan terserap dan madu menjadi agak mengental karena kandungan airnya menyusut drastis. Selanjutnya tinggal dicek menggunakan alat sederhana mirip timbangan digital.
Satu tetes madu diletakkan pada alat tersebut. Beberapa menit kemudian secara otomatis terbaca level kadar airnya. (Banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)