Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Viral, warga Desa Temon, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo mencari orang hilang dengan cara tradisional.
Tradisi itu disebut tradisi “Buk Buk Teng”. Dimana warga mencari dengan membawa berbagai peralatan dapur seperti tampah, linggis dan lain sebagainya.
Tampah dan linggis kemudian dipukul-pukul sambil menyebutkan nama orang yang hilang. Diketahui orang yang hilang di Desa Temon, Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo adalah Suwito.
Suwito merupakan warga Desa Karanganyar Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Dari informasi yang dihimpun Suwito awalnya bersama rombongannya dari Yogyakarta untuk pengesahan salah satu bela diri.
Kemudian balik ke Trenggalek melewati Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Saat di Desa Temon, elf yang ditumpanginya macet karena kehabisan bahan bakar.
Saat rombongan mau kembali, Suwito tidak ada. Dicari secara manual mulai Minggu (15/12/2024) namun tidak ketemu.
Hingga akhirnya warga menempuh jalur tradisional. Lantaran dari orang “pintar” menyebutkan bahwa Suwito masih ada Ngrayun dan dibawa genderuwo (makhluk halus).
Pencarian Suwito dengan tradisi “Buk Buk Teng” viral di media sosial. Video berbagai durasi pun tersebar.
Salah satu video berdurasi 1 menit. Ada 7-8 warga membawa tampah hingga linggis. Mereka menyebut nama Suwito.
“Mencari orang hilang mudah-mudahan cepat ketemu,” kata orang yang di dalam video seperti yang didengar Tribunjatim.com.
“Saya ikut mencari juga mbak. Satu kelompok saya ada 7-8 orang,” ungkap salah satu warga Desa Temon, Muharis Purwo Santoso, Sabtu (21/12/2024).
Haris—sapaan akrab—Muharis Purwo Santoso menjelaskan jalur tradisional ditempuh lantaran cara manual sudah tidak mempan. Dalam artian hilangnya sudah lama.
“Kemarin hilangnya hari Minggu tanggal 15 Oktober 2024. Dua hari tidak ketemu ditanyakan ‘orang pintar’ akhirnya ya pakai cara tradisional,” urainya.
Warga, jelas dia, membentuk beberapa kelompok. Kemudian mencari dengan cara shift-shiftan.
“Mulai pukul 09.00 wib sampai dini hari. Kalau kelompok saya itu malam sampai jam 02.00 wib dini hari,” tambahnya.
Kapolsek Ngrayun, Iptu Joko Triyono mengatakan bahwa korban asal Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Sebelumnya melakukan pengesahan salah satu beladiri di Yogyakarta.
“Kembali dari Yogyakarta rombongan kehabisan bbm solar. Rombongan 20 orang yang lain turun dan ngopi, tetapi korban tidak mau,” tegasnya.
Setelahnya, rombongan selesai ngopi dan elf siap berangkat, korban tidak ada.
“Suwito tidak ada di tempat. Sampai sekarang dilakukan pencarian,” pungkasnya