SURYA.co.id, SURABAYA - Sebanyak puluhan wanita mengaku menjadi korban penipuan bisnis arisan dan investasi bodong yang dikelola seorang sosialita Surabaya berinisial NH (33).
Mereka mengadukan nasibnya ke Polda Jatim, pada Selasa (18/2/2025) siang.
Para korban mengungkapkan modus NH mengajak para member untuk menanamkan modal pada investasi dan arisan yang dikelolanya.
Uang hasil penanaman modal tersebut bakal digunakan oleh NH menutupi uang target setoran uang dari suaminya yang bekerja sebagai biro finance.
Manakala suami NH memperoleh insentif dari perusahaan tempat bekerjanya.
Maka NH bakal menerima upah sekitar 10 persen dari insentif tersebut.
Nah, dari upah tersebut, tujuh persen di antaranya bakal diberikan kepada para member yang telah menanamkan modalnya.
Bisnis tersebut sudah berlangsung kurun waktu dua tahun belakangan.
Jumlah member sekitar ratusan orang dengan nilai kerugian hampir Rp 1 miliar.
Seorang emak-emak yang kesehariannya bekerja sebagai buruh pabrik berinisial MO (30) mengaku tertarik dengan bisnis yang ditawarkan NH, karena meniatkan sejak awal untuk menabung.
Uang yang sudah terlanjur ditanamkan dalam mode bisnis arisan dan investasi dikelola NH lebih dari Rp 55 juta.
Namun, selama kurun waktu hampir 1,5 tahun mengikuti bisnis tersebut, ia mengakui belum memperoleh keuntungan sama sekali.
Skema bisnis arisan yang diikutinya memiliki pola kerja seperti arisan pada umumnya, yakni menyetorkan uang.
Namun, tidak diundi dalam jangka waktu tertentu, melainkan uang keuntungan profit bisnis tersebut akan dibayar sesuai dengan tenggat hari yang ditentukan masing-masing member.
Nah, Korban MO belum sempat memperoleh keuntungan dari keseluruhan uang yang sudah ditanamkan dalam bisnis tersebut, ternyata bisnis investasi dan arisan tersebut macet dan sosok NH tidak lagi diketahui keberadaannya.
"Dia bikin banyak kloter. Saya masuk kloter besar. Saya Rp 55 juta. Periode 1 tahun. Jalan 10 bulan. Pokoknya, uang saya sendiri yang dibawa dia dan yang belum sempat dikembalikan Rp 44 juta," ujarnya saat ditemui di depan Gedung Kantor SPKT Mapolda Jatim, pada Selasa (18/2/2025).
Korban MO mengaku sama sekali tidak memiliki petanda apa-apa terkait permasalahan pada bisnis keuangan yang dikelola NH, hingga Bulan September 2024 silam.
Namun, setelah melihat di kanal informasi WhatsApp (WA) para member mengeluh bahwa profit keuntungan investasi dan arisan bisnis tersebut tidak lagi dapat dicairkan, dan sosok NH juga sulit dihubungi, apalagi ditemui, ia akhirnya sadar kalau bisnis tersebut bermasalah.
Sejumlah cara pernah dilakukan Korban MO untuk mengejar sosok NH, mulai dari menghubungi semua nomor milik NH dan suaminya.
Kemudian mendatangi rumah tempat tinggal NK di kawasan Jalan Simopomahan, Sawahan, Surabaya.
Rumah tersebut kosong dan penuturan dari para tetangga, penghuninya sudah pindah dari tempat tersebut.
"Ternyata rumah yang dia bilang bahwa itu rumah pribadi. Ternyata rumah kontrakan. Rumah asli dia di Kertajaya, tapi sudah dijual," ujarnya.
Lalu, Korban MO beserta para member lainnya, juga sempat mendatangi kediaman rumah orangtua NH di Surabaya Utara.
Hasilnya, pihak orangtua NH seperti enggan terlibat dan terseret kasus penipuan tersebut.
"Saya sudah datang ke keluarganya untuk mediasi. Tapi dari keluarga seperti berusaha menyembunyikan dan melepas tangan," ungkapnya.
Bahkan, ungkap Korban MO, beberapa member mencoba menghubungi NH saat sedang melakukan siaran langsung (live streaming) via TikTok, namun akun dari member tersebut langsung di-kick (dikeluarkan).
"Ditelpon gak pernah respon. Bahkan ada beberapa teman yang cek di sana, ternyata medsos masih aktif. Ketika dia live, dan ada beberapa member yang masuk komen, langsung di-out," jelasnya.
Bisnis keuangan; arisan dan investasi yang dikelola NH sudah berlangsung kurun waktu dua tahun belakangan.
Jumlah member sekitar ratusan orang dengan nilai kerugian hampir Rp 1 miliar.
Modusnya, NH mengajak para member untuk menanamkan modal pada investasi dan arisan yang dikelolanya.
Uang hasil penanaman modal tersebut bakal digunakan oleh NH menutupi uang target setoran uang dari suaminya yang bekerja sebagai biro finance.
Manakala suami NH memperoleh insentif dari perusahaan tempat bekerjanya.
Maka NH bakal menerima upah sekitar 10 persen dari insentif tersebut.
Nah, dari upah tersebut, tujuh persen di antaranya bakal diberikan kepada para member yang telah menanamkan modalnya.
"Dalam kami perwakilan kena ditipu arisan dan investasi bodong. Total kerugian sekitar Rp 800 juta. Korban sekitar 90 orang. Penipuan berawal dari owner ini melakukan investasi untuk mensupport target suaminya yang kerja," katanya.
"Kemudian kami mendapatkan komisi yang diterima darin suaminya. Kalau suaminya target tercapai, dia dapat 10 persen, dan kami dijanjikan dapat 7 persen," tambahnya.
Disinggung mengenai siasat NH dalam menggaet para korbannya.
Korban MO menerangkan, NH selalu mengajak para member baru melalui percakapan WA yang dilakukan secara pribadi.
Manakala ada member yang tertarik bergabung dalam bisnis tersebut, NH bakal menunjukkan (spill) beberapa harta benda seperti mobil, rumah dan aset tanah.
"Yang diiming-imingi, ini lho mbak rumah lantai 3, ada mobil, ada tanah. Kalau aku kabur, gak akan kabur, gitu," pungkasnya.
Sementara itu, korban member yang bekerja sebagai SPG, berinisial SY (36) mengaku, dirinya kehilangan uang sekitar Rp 32 juta.
Uang tersebut, merupakan uang tabungan dari pekerjaannya sebagai SPG selama beberapa tahun belakangan.
"Dia (NH) buat nutupin (target setoran kerjaan) suaminya. Kalau suaminya belum target. Dia telpon member satu satu ditagih satu satu. Dikasih iming iming, kalau bayar Rp 1 juta, bakal dikasih 7 persen. Tapi dia dapat 10 persen dari suaminya. Dia dapat 3 persen," ujar SY.